Semar disebut juga Badranaya

Mengemban sifat among, membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia.

Benih yang baik untuk hasil terbaik

Apabila menginginkan hasil yang baik maka tentulah dipilih bibit yang baik pula, bibit yang unggul, bibit yang sempurna.

Tesing dumadi, asal mula terjadinya Manusia.

Asal mula manusia adalah dari getaran tanaman dan getaran binatang yang kita makan, dan akhirnya berwujud air putih (air suci) dengan sinar cahaya tri tunggal yaitu nurcahya = sinar cahaya allah, nurrasa = sarinya Bapak dan nur buat = sarinya Ibu).

Pancasila..sikap hidup bangsa Indonesia.

Menurut ajaran spiritual Budaya Jawa, Pancasila merupakan bagian dari Wahyu Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya (Wahyu tujuh ajaran yang masing-masing berisi lima butir ajaran mencapai kemuliaan, ketentraman, dan kesejahteraan kehidupan alam semesta hingga alam keabadian/akhirat).

Apakah yang kita miliki..?

Ketika mati pun kita tidak akan membawa sepeser pun uang. Masihkah kita merasa sebagai makhluk yang adigang-adigung-adiguno?

Sujud dasawarsa, Sujudnya warga KSD

Sujud secara Kerohanian Sapta Darma adalah tata cara menembah kehadapan Hyang Maha Kuasa.

Kita tidak sendiri

Alam beserta isinya adalah milik kita bersama...mari jaga kerukunan, kebersamaan dalam menjaga kelestarian demi generasi selanjudnya

out of body experience

Peristiwa out of body experience adalah merupakan gambaran awal dari kematian, Adalah merupakan indikasi putusnya hubungan Input sensor dalam tubuh, ketika kondisi manusia dalam konsisi sadar.

Butir-butir budaya jawa

Hanggayuh Kasampurnaning Hurip Berbudi Bawalesana Ngudi Sejatining Becik

Wewarah Tujuh

Merupakan kewajiban yang harus dijalankan Warga SAPTA DARMA dalam kehidupannya.

Sesanti

Sikap dan perilaku hidup dalam masyarakat yang harus diciptakan oleh Warga SAPTA DARMA.

Wejangan

Wejangan Panuntun Agung Sri Gutomo bagi warga SAPTA DARMA dalam mengenali jati diri yang sebenarnya.

Kamis, 18 Maret 2010

Tebarkan Senyum dan Carilah Teman!

Sore hari tepatnya tanggal 28 Desember 2008, merupakan acara pergantian tahun Jawa sekaligus tahun Hijriah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pergantian tahun Jawa yang diawali dengan bulan Suro atau tahun Hijriah yang juga disebut sebagai bulan Muharram tidak ada hiruk pikuk apapun. Berbeda dengan perayaan tahun baru Masehi yang selalu dirayakan oleh manusia seluruh dunia.

Memasuki bulan Suro ataupun Muharram, maka kita kembali harus melakukan ibadah. Ibadah apa itu? Ibadah itu terdiri dari 2 jenis yakni ibadah raga dan ibadah bathin. Dalam satu tahun yang berisi 12 bulan, terbagi menjadi 2 bulan dimana kita harus melaksanakan ibadah. 2 bulan tersebut adalah bulan poso/Ramadhan dan Suro/Muharram. Di ke 2 bulan tersebut, ibadah yang dilakukan pun berbeda.

Pada bulan poso/ramadhan, ibadah yang dilakukan adalah ibadah ragawi. Artinya, kita berpuasa dengan menggunakan raga kita dengan tidak makan dan minum dan dipadukan dengan ibadah bathin seperti menahan hawa nafsu. Tetapi ketika menginjak ke bulan Suro/Muharram, maka ibadah yang dilakukan cenderung mengarah ke ibadah bathin.

Dari pemahaman Kejawen, ritual di bulan Suro diawali pada malam 1 Suro hingga berakhirnya bulan. Artinya, laku dan olah bathin yang merupakan ibadah bathin tersebut lebih sering dilakukan dibandingkan bulan-bulan lainnya. Semuanya itu semata-mata hanya untuk berupaya mendekatkan diri dengan GUSTI ALLAH.

Lho, apakah bulan-bulan lain tidak boleh sering melakukan laku dan olah bathin? Boleh saja, siapa yang bilang tidak boleh. Malah jika sesering mungkin kita berhubungan dengan GUSTI ALLAH, akan semakin mendekatkan diri kita denganNYA.

Ada 2 hal utama yang patut untuk kita lakukan di tahun Je 1942 ini seperti pada tahun-tahun sebelumnya yakni "tansah manembah marang GUSTI ALLAH" (Selalu menyembah GUSTI ALLAH) dan apik marang sak-padan-padane urip" (berbuat baik pada sesama makhluk hidup). Kenapa disebut utama, karena itulah hakekat dari hidup kita di dunia ini. Beberapa hal cara yang bisa dilakukan antara lain tebarkan senyum di manapun Anda berada, carilah teman sebanyak-banyaknya, janganlah mencari musuh. Itu merupakan beberapa cara berbuat baik pada sesama makhluk hidup. Selamat tahun baru tahun Je 1942.

Senin, 08 Maret 2010

Melihat, Mendengar, Merasa, Meraba dengan Kalbu

Dalam setiap tubuh manusia terdapat satu piranti khusus yang diciptakan oleh GUSTI ALLAH. Namun kebanyakan manusia tidak menyadari pentingnya piranti itu. Piranti tersebut merupakan bagian tubuh manusia yang berukuran kecil.Namun jika satu bagian tubuh ini rusak, maka rusaklah manusia itu.

Bagian tersebut adalah hati nurani atau yang dikenal dengan kalbu. Begitu pentingnya arti dari sebuah kalbu, sampai-sampai Rasulullah Muhammad SAW mengungkapkan lewat hadistnya,"Dalam tubuh setiap orang terdapat bagian yang terkecil yang disebut kalbu. Jika kalbunya rusak, maka rusaklah akhlak manusia itu. Namun, jika kalbunya baik, maka baiklah akhlak manusia itu".

Begitu pentingnya sebuah hati nurani atau kalbu itu hingga piranti yang merupakan bagian dari tubuh kita itu menjadi 'tali' pengikat antara kita dan GUSTI ALLAH.

Pernah ada seorang teman yang menyatakan,"saya tidak suka bekerja dengan hati nurani. Saya lebih suka bekerja dengan logika". Agak kaget juga saya mendengar perkataannya. Memang manusia dibekali dengan logika. Tetapi tidak semua yang ada di muka bumi ini bisa dilogika. Karena GUSTI ALLAH menciptakan alam ini ada dua yakni alam nyata dan alam ghaib. Bagaimana bisa masuk logika jika menyangkut alam ghaib? Lalu dengan apa manusia bisa menyaksikan keberadaan alam ghaib?

Jawabannya hanya satu yaitu dengan kalbu. Jika diasah secara terus menerus maka kalbu manusia itu akan lebih tajam daripada pisau. Namun sebaliknya, jika kalbu tersebut tidak pernah diasah, maka akan tumpul. Kebanyakan pelaku spiritual sangat memperhatikan betul terhadap kalbu. Mereka melihat dengan kalbu, merasa dengan kalbu, mendengar dengan kalbu bahkan kadang-kadang mereka meraba dengan kalbu.

Apakah otak manusia sebagai tempat untuk berpikir tentang logika tidak penting? Wah, sangat penting. GUSTI ALLAH tidak akan menciptakan apapun di dunia ini yang sia-sia. Semuanya pasti ada gunanya. Untuk itu, antara otak manusia dan kalbu memiliki hubungan yang sangat penting.

Agar hati bisa setajam belati, lakukanlah latihan dengan kalbu Anda. Aktifkanlah kalbu Anda agar bisa lebih mendekat pada GUSTI ALLAH. Pada dasarnya, semua yang ada di dunia ini ada dalam kalbu. Kegembiraan, kesenangan, kebahagiaan, rasa syukur dan lain-lainnya ada pada kalbu. Oleh karena itu, gunakanlah kalbu Anda untuk selalu bisa berkomunikasi dengan GUSTI ALLAH.

Jumat, 05 Maret 2010

Sekilas Budaya Bali


SEJARAH
Bali berasal dari kata “Bal” dalam bahasa Sansekerta berarti "Kekuatan", dan "Bali" berarti "Pengorbanan" yang berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan kita. Supaya kita selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai 2 pahlawan nasional yang sangat berperan dalam mempertahankan daerahnya yaitu I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik.


DESKRIPSI LOKASI
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil yang beribu kota Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak di Kabupaten Gianyar, sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tempat tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan. Suku bangsa Bali dibagi menjadi 2 yaitu: Bali Aga (penduduk asli Bali biasa tinggal di daerah trunyan), dan Bali Mojopahit (Bali Hindu / keturunan Bali Mojopahit).

UNSUR – UNSUR BUDAYA

A. BAHASA
Bali sebagian besar menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2 yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar, dan bahasa Bali Mojopahit.yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus.

B. PENGETAHUAN
Banjar atau bisa disebut sebagai desa adalah suatu bentuk kesatuan-kesatuan social yang didasarkan atas kesatuan wilayah. Kesatuan social tersebut diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara keagamaan. Banjar dikepalahi oleh klian banjar yang bertugas sebagai menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dan keagamaan,tetapi sering kali juga harus memecahkan soal-soal yang mencakup hukum adat tanah, dan hal-hal yang sifatnya administrasi pemerintahan.

C. TEKNOLOGI
Masyarakat Bali telah mengenal dan berkembang system pengairan yaitu system subak yang mengatur pengairan dan penanaman di sawah-sawah. Dan mereka juga sudah mengenal arsitektur yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan yang menyerupai bangunan Feng Shui. Arsitektur merupakan ungkapan perlambang komunikatif dan edukatif. Bali juga memiliki senjata tradisional yaitu salah satunya keris. Selain untuk membela diri, menurut kepercayaan bila keris pusaka direndam dalam air putih dapat menyembuhkan orang yang terkena gigitan binatang berbisa.

D. ORGANISASI SOSIAL
a). Perkawinan
Penarikan garis keturunan dalam masyarakat Bali adalah mengarah pada patrilineal. System kasta sangat mempengaruhi proses berlangsungnya suatu perkawinan, karena seorang wanita yang kastanya lebih tinggi kawin dengan pria yang kastanya lebih rendah tidak dibenarkan karena terjadi suatu penyimpangan, yaitu akan membuat malu keluarga dan menjatuhkan gengsi seluruh kasta dari anak wanita.
Di beberapa daerah Bali ( tidak semua daerah ), berlaku pula adat penyerahan mas kawin ( petuku luh), tetapi sekarang ini terutama diantara keluarga orang-orang terpelajar, sudah menghilang.
b). Kekerabatan
Adat menetap diBali sesudah menikah mempengaruhi pergaulan kekerabatan dalam suatu masyarakat. Ada macam 2 adat menetap yang sering berlaku diBali yaitu adat virilokal adalah adat yang membenarkan pengantin baru menetap disekitar pusat kediaman kaum kerabat suami,dan adat neolokal adalah adat yang menentukan pengantin baru tinggal sendiri ditempat kediaman yang baru. Di Bali ada 3 kelompok klen utama (triwangsa) yaitu: Brahmana sebagai pemimpin upacara, Ksatria yaitu : kelompok-klompok khusus seperti arya Kepakisan dan Jaba yaitu sebagai pemimpin keagamaan.
c). Kemasyarakatan
Desa, suatu kesatuan hidup komunitas masyarakat bali mencakup pada 2 pengertian yaitu : desa adat dan desa dinas (administratif). Keduanya merupakan suatu kesatuan wilayah dalam hubungannya dengan keagamaan atau pun adat istiadat, sedangkan desa dinas adalah kesatuan admistratif. Kegiatan desa adat terpusat pada bidang upacara adat dan keagamaan, sedangkan desa dinas terpusat pada bidang administrasi, pemerintahan dan pembangunan.

E. MATA PENCAHARIAN
Pada umumnya masyarakat bali bermata pencaharian mayoritas bercocok tanam, pada dataran yang curah hujannya yang cukup baik, pertenakan terutama sapi dan babi sebagai usaha penting dalam masyarakat pedesaan di Bali, baik perikanan darat maupun laut yang merupakan mata pecaharian sambilan, kerajinan meliputi kerajinan pembuatan benda anyaman, patung, kain, ukir-ukiran, percetakaan, pabrik kopi, pabrik rokok, dll. Usaha dalam bidang ini untuk memberikan lapangan pekerjaan pada penduduk. Karena banyak wisatawan yang mengunjungi bali maka timbullah usaha perhotelan, travel, toko kerajinan tangan.

F. RELIGI
Agama yang di anut oleh sebagian orang Bali adalah agama Hindu sekitar 95%, dari jumlah penduduk Bali, sedangkan sisanya 5% adalah penganut agama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Kong Hu Cu. Tujuan hidup ajaran Hindu adalah untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup lahir dan batin.orang Hindu percaya adanya 1 Tuhan dalam bentuk konsep Trimurti, yaitu wujud Brahmana (sang pencipta), wujud Wisnu (sang pelindung dan pemelihara), serta wujud Siwa (sang perusak). Tempat beribadah dibali disebut pura. Tempat-tempat pemujaan leluhur disebut sangga. Kitab suci agama Hindu adalah weda yang berasal dari India.

Orang yang meninggal dunia pada orang Hindu diadakan upacara Ngaben yang dianggap sanggat penting untuk membebaskan arwah orang yang telah meninggal dunia dari ikatan-ikatan duniawinya menuju surga. Ngaben itu sendiri adalah upacara pembakaran mayat. Hari raya umat agama hindu adalah Nyepi yang pelaksanaannya pada perayaan tahun baru saka pada tanggal 1 dari bulan 10 (kedasa), selain itu ada juga hari raya galungan, kuningan, saras wati, tumpek landep, tumpek uduh, dan siwa ratri.

Pedoman dalam ajaran agama Hindu yakni : (1).tattwa (filsafat agama), (2). Etika (susila), (3).Upacara (yadnya). Dibali ada 5 macam upacara (panca yadnya), yaitu (1). Manusia Yadnya yaitu upacara masa kehamilan sampai masa dewasa. (2). Pitra Yadnya yaitu upacara yang ditujukan kepada roh-roh leluhur. (3).Dewa Yadnya yaitu upacara yang diadakan di pura / kuil keluarga.(4).Rsi yadnya yaituupacara dalam rangka pelantikan seorang pendeta. (5). Bhuta yadnya yaitu upacara untuk roh-roh halus disekitar manusia yang mengganggu manusia.

G. KESENIAN
Kebudayaan kesenian di bali di golongkan 3 golongan utama yaitu seni rupa misalnya seni lukis, seni patung, seni arsistektur, seni pertunjukan misalnya seni tari, seni sastra, seni drama, seni musik, dan seni audiovisual misalnya seni video dan film.

NILAI-NILAI BUDAYA
1. Tata krama : kebiasaan sopan santun yang di sepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia di dalam kelompoknya.
2. Nguopin : gotong royong.
3. Ngayah atau ngayang : kerja bakti untuk keperluan agama.
4. Sopan santun : adat hubungan dalam sopan pergaulan terhadap orang-orang yang berbeda sex.

ASPEK PEMBANGUNAN
Di Bali jenis mata pencahariannya adalah bertani disawah. Mata pencaharian pokok tersebut mulai bergeser pada jenis mata pencaharian non pertanian. Pergeseran ini terjadi karena bahwa pada saat sekarang dengan berkembangnya industri pariwisata di daerah Bali, maka mereka menganggap mulai berkembanglah pula terutama dalam mata pencaharian penduduknya.

Sehingga kebanyakan orang menjual lahannya untuk industri pariwisata yang dirasakan lebih besar dan lebih cepat dinikmati. Pendapatan yang diperoleh saat ini kebanyakan dari mata pencaharian non pertanian, seperti : tukang, sopir, industri, dan kerajinan rumah tangga. Industri kerajinan rumah tangga seperti memimpin usaha selip tepung, selip kelapa, penyosohan beras, usaha bordir atau jahit menjahit.
DAFTAR PUSTAKA
  • Swarsi, Si Luh;1986;Kedudukan Dan Peranan Wanita Pedesaan Daerah Bali;Jakarta: Departeman Pendidikan Dan Kebudayaan
  • Dhana, I Nyoman;1994;Pembinaan Budaya Dalam Keluarga Daerah Bali;Bali: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Senin, 01 Maret 2010

Butir-Butir Budaya Jawa

Hanggayuh Kasampurnaning Hurip Berbudi Bawalesana
Ngudi Sejatining Becik


Ketuhanan
1. Pangeran iku siji, ana ing ngendi papan langgeng, sing nganakake jagad iki saisine dadi sesembahane wong sak alam kabeh, nganggo carane dhewe-dhewe.
2. Pangeran iku ana ing ngendi papan, aneng siro uga ana pangeran, nanging aja siro wani ngaku pangeran.
3. Pangeran iku adoh tanpa wangenan, cedhak tanpa senggolan.
4. Pangeran iku langgeng, tan kena kinaya ngapa, sangkan paraning dumadi.
5. Pangeran iku bisa mawujud, nanging wewujudan iku dudu Pangeran.
6. Pangeran iku kuwasa tanpa piranti, akarya alam saisine, kang katon lan kang ora kasat mata.
7. Pangeran iku ora mbedak-mbedakake kawulane.
8. Pangeran iku maha welas lan maha asih hayuning bawana marga saka kanugrahaning Pangeran.
9. Pangeran iku maha kuwasa, pepesthen saka karsaning Pangeran ora ana sing bisa murungake.
10. Urip iku saka Pangeran, bali marang Pangeran.
11. Pangeran iku ora sare.
12. Beda-beda pandumaning dumadi.
13. Pasrah marang Pangeran iku ora ateges ora gelem nyambut gawe, nanging percaya yen Pangeran iku maha Kuwasa. Dene kasil orane apa kang kita tuju kuwi saka karsaning Pangeran.
14. Pangeran nitahake sira iku lantaran biyung ira, mulo kudu ngurmat biyung ira.
15. Sing bisa dadi utusaning Pangeran iku ora mung jalma manungsa wae.
16. Purwa madya wasana.
17. Owah gingsiring kahanan iku saka karsaning Pangeran kang murbeng jagad.
18. Ora ana kasekten sing madhani pepesthen awit pepesthen iku wis ora ana sing bisa murungake.
19. Bener kang asale saka Pangeran iku lamun ora darbe sipat angkara murka lan seneng gawe sangsaraning liyan.
20. Ing donya iki ana rong warna sing diarani bener, yakuwi bener mungguhing Pangeran lan bener saka kang lagi kuwasa.
21. Bener saka kang lagi kuwasa iku uga ana rong warna, yakuwi kang cocok karo benering Pangeran lan kang ora cocok karo benering Pangeran.
22. Yen cocok karo benering Pangeran iku ateges bathara ngejawantah, nanging yen ora cocok karo benering Pangeran iku ateges titisaning brahala.
23. Pangeran iku dudu dewa utawa manungsa, nanging sakabehing kang ana iki uga dewa lan manungsa asale saka Pangeran.
24. Ala lan becik iku gandengane, kabeh kuwi saka karsaning Pangeran.
25. manungsa iku saka dating Pangeran mula uga darbe sipating Pangeran.
26. Pangeran iku ora ana sing Padha, mula aja nggambar-nggambarake wujuding Pangeran.
27. Pangeran iku kuwasa tanpa piranti, mula saka kuwi aja darbe pangira yen manungsa iku bisa dadi wakiling Pangeran.
28. Pangeran iku kuwasa, dene manungsa iku bisa.
29. Pangeran iku bisa ngowahi kahanan apa wae tan kena kinaya ngapa.
30. Pangeran bisa ngrusak kahanan kang wis ora diperlokake, lan bisa gawe kahanan anyar kang diperlokake.
31. Watu kayu iku darbe dating Pangeran, nanging dudu Pangeran.
32. Manungsa iku bisa kadunungan dating Pangeran, nanging aja darbe pangira yen manungsa mau bisa diarani Pangeran.
33. Titah alus lan titah kasat mata iku kabeh saka Pangeran, mula aja nyembah titah alus nanging aja ngina titah alus.
34. Samubarang kang katon iki kalebu titah kang kasat mata, dene liyane kalebu titah alus.
35. Pangeran iku menangake manungsa senajan kaya ngapa.
36. Pangeran maringi kawruh marang manungsa bab anane titah alus mau.
37. Titah alus iku ora bisa dadi manungsa lamun manungsa dhewe ora darbe penyuwun marang Pangeran supaya titah alus mau ngejawantah.
38. Sing sapa wani ngowahi kahanan kang lagi ana, iku dudu sadhengah wong, nanging minangka utusaning Pangeran.
39. Sing sapa gelem nglakoni kabecikan lan ugo gelem lelaku, ing tembe bakal tampa kanugrahaning Pangeran.
40. Sing sapa durung ngerti lamun piyandel iku kanggo pathokaning urip, iku sejatine durung ngerti lamun ana ing donyo iki ono sing ngatur.
41. Sakabehing ngelmu iku asale saka Pangeran kang Mahakuwasa.
42. Sing sapa mikani anane Pangeran, kalebu urip kang sempurna.

Kerohanian
1. Dumadining sira iku lantaran anane bapa biyung ira.
2. Manungsa iku kanggonan sipating Pangeran.
3. Titah alus iku ana patang warna, yakuwi kang bisa mrentah manungsa nanging ya bisa mitulungi manungsa, kapindho kang bisa mrentah manungsa nanging ora mitulungi manungsa, katelu kang ora bisa mrentah manungsa nanging bisa mitulungi manungsa, kapat kang ora bisa mrentah manungsa nanging ya ora bisa mrentah manungsa.
4. Lelembut iku ana rong warna, yakuwi kang nyilakani lan kang mitulungi.
5. Guru sejati bisa nuduhake endi lelembut sing mitulungi lan endi lelembut kang nyilakani.
6. Ketemu Gusti iku lamun sira tansa eling.
7. Cakra manggilingan.
8. Jaman iku owah gingsir.
9. Gusti iku dumunung ana atining manungsa kang becik, mulo iku diarani Gusti iku bagusing ati.
10. Sing sapa nyumurupi dating Pangeran iku ateges nyumurupi awake dhewe. Dene kang durung mikani awake dhewe durung mikani dating Pangeran.
11. Kahanan donya ora langgeng, mula aja ngegungake kesugihan lan drajat ira, awit samangsa ana wolak-waliking jaman ora ngisin-ngisini.
12. Kahanan kang ana iki ora suwe mesthi ngalami owah gingsir, mula aja lali marang sapadha-padhaning tumitah.
13. Lamun sira kepengin wikan marang alam jaman kelanggengan, sira kudu weruh alamira pribadi. Lamun sira durung mikan alamira pribadi adoh ketemune.
14. Yen sira wus mikani alamira pribadi, mara sira mulanga marang wong kang durung wikan.
15. Lamun sira wus mikani alamira pribadi, alam jaman kelanggengan iku cedhak tanpa senggolan, adoh tanpa wangenan.
16. Lamun sira durung wikan alamira pribadi mara takono marang wong kang wus wikan.
17. Lamun sira durung wikan kadangira pribadi, coba dulunen sira pribadi.
18. Kadangira pribadi ora beda karo jeneng sira pribadi, gelem nyambut gawe.
19. Gusti iku sambaten naliko sira lagi nandang kasangsaran. Pujinen yen sira lagi nampa kanugrahaning Gusti.
20. Lamun sira pribadi wus bisa caturan karo lelembut, mesthi sira ora bakal ngala-ala marang wong kang wus bisa caturan karo lelembut.
21. Sing sapa nyembah lelembut ikut keliru, jalaran lelembut iku sejatine rowangira, lan ora perlu disembah kaya dene manembah marang Pangeran.
22. Weruh marang Pangeran iku ateges wis weruh marang awake dhewe, lamun durung weruh awake dhewe, tangeh lamun weruh marang Pangeran.
23. Sing sapa seneng ngrusak katentremane liyan bakal dibendu dening Pangeran lan diwelehake dening tumindake dhewe.
24. Lamun ana janma ora kepenak, sira aja lali nyuwun pangapura marang Pangeranira, jalaran Pangeranira bakal aweh pitulungan.
25. Gusti iku dumunung ana jeneng sira pribadi, dene ketemune Gusti lamun sira tansah eling.

Kemanusiaan

1. Rame ing gawe sepi ing pamrih, memayu hayuning bawana.
2. Manungsa sadrema nglakoni, kadya wayang umpamane.
3. Ati suci marganing rahayu.
4. Ngelmu kang nyata, karya reseping ati.
5. Ngudi laku utama kanthi sentosa ing budi..
6. Jer basuki mawa beya.
7. Ala lan becik dumunung ana awake dhewe.
8. Sing sapa lali marang kebecikaning liyan, iku kaya kewan.
9. Titikane aluhur, alusing solah tingkah budi bahasane lang legawaning ati, darbe sipat berbudi bawaleksana.
10. Ngunduh wohing pakarti..
11. Ajining dhiri saka lathi lan budi.
12. Sing sapa weruh sadurunge winarah lan diakoni sepadha-padhaning tumitah iku kalebu utusaning Pangeran.
13. Sing sapa durung wikan anane jaman kelanggengan iku, aja ngaku dadi janma linuwih.
14. Tentrem iku saranane urip aneng donya.
15. Yitna yuwana lena kena.
16. Ala ketera becik ketitik.
17. Dalane waskitha saka niteni.
18. Janma tan kena kinira kinaya ngapa.
19. Tumrap wong lumuh lan keset iku prasasat wisa, pangan kang ora bisa ajur iku kena diarani wisa, jalaran mung bakal nuwuhake lelara.
20. Klabang iku wisane ana ing sirah. Kalajengking iku wisane mung ana pucuk buntut. Yen ula mung dumunung ana ula kang duwe wisa. Nanging durjana wisane dumunung ana ing sekujur badan.
21. Geni murub iku panase ngluwihi panase srengenge, ewa dene umpama ditikelake loro, isih kalah panas tinimbang guneme durjana.
22. Tumprape wong linuwih tansah ngundi keslametaning liyan, metu saka atine dhewe.
23. Pangucap iku bisa dadi jalaran kebecikan. Pangucap uga dadi jalaraning pati, kesangsaran, pamitran. Pangucap uga dadi jalaraning wirang.
24. Sing bisa gawe mendem iku: 1) rupa endah; 2) bandha, 3) dharah luhur; 4) enom umure. Arak lan kekenthelan uga gawe mendem sadhengah wong. Yen ana wong sugih, endah warnane, akeh kapinterane, tumpuk-tumpuk bandhane, luhur dharah lan isih enom umure, mangka ora mendem, yakuwi aran wong linuwih.
25. Sing sapa lena bakal cilaka.
26. Mulat salira, tansah eling kalawan waspada.
27. Andhap asor.
28. Sakbegja-begjane kang lali luwih begja kang eling klawan waspada.
29. Sing sapa salah seleh.
30. Nglurug tanpa bala.
31. Sugih ora nyimpen.
32. Sekti tanpa maguru.
33. Menang tanpa ngasorake
34. Rawe-rawe rantas malang-malang putung
35. Mumpung anom ngudiya laku utama.
36. Yen sira dibeciki ing liyan, tulisen ing watu, supaya ora ilang lan tansah kelingan. Yen sira gawe kebecikan marang liyan tulisen ing lemah, supaya enggal ilang lan ora kelingan.
37. Sing sapa temen tinemu.
38. Melik nggendhong lali.
39. Kudu sentosa ing budi.
40. Sing prasaja.
41. Balilu tau pinter durung nglakoni.
42. Tumindak kanthi duga lan prayogo.
43. Percaya marang dhiri pribadi.
44. Nandur kebecikan.
45. Janma linuwih iku bisa nyumurupi anane jaman kelanggengan tanpa ngalami pralaya dhisik.
46. Sapa kang mung ngakoni barang kang kasat mata wae, iku durung weruh jatining Pangeran.
47. Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.
48. Sing sapa gelem gawe seneng marang liyan, iku bakal oleh wales kang luwing gedhe katimbang apa kang wis ditindakake.