Semar disebut juga Badranaya

Mengemban sifat among, membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia.

Benih yang baik untuk hasil terbaik

Apabila menginginkan hasil yang baik maka tentulah dipilih bibit yang baik pula, bibit yang unggul, bibit yang sempurna.

Tesing dumadi, asal mula terjadinya Manusia.

Asal mula manusia adalah dari getaran tanaman dan getaran binatang yang kita makan, dan akhirnya berwujud air putih (air suci) dengan sinar cahaya tri tunggal yaitu nurcahya = sinar cahaya allah, nurrasa = sarinya Bapak dan nur buat = sarinya Ibu).

Pancasila..sikap hidup bangsa Indonesia.

Menurut ajaran spiritual Budaya Jawa, Pancasila merupakan bagian dari Wahyu Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya (Wahyu tujuh ajaran yang masing-masing berisi lima butir ajaran mencapai kemuliaan, ketentraman, dan kesejahteraan kehidupan alam semesta hingga alam keabadian/akhirat).

Apakah yang kita miliki..?

Ketika mati pun kita tidak akan membawa sepeser pun uang. Masihkah kita merasa sebagai makhluk yang adigang-adigung-adiguno?

Sujud dasawarsa, Sujudnya warga KSD

Sujud secara Kerohanian Sapta Darma adalah tata cara menembah kehadapan Hyang Maha Kuasa.

Kita tidak sendiri

Alam beserta isinya adalah milik kita bersama...mari jaga kerukunan, kebersamaan dalam menjaga kelestarian demi generasi selanjudnya

out of body experience

Peristiwa out of body experience adalah merupakan gambaran awal dari kematian, Adalah merupakan indikasi putusnya hubungan Input sensor dalam tubuh, ketika kondisi manusia dalam konsisi sadar.

Butir-butir budaya jawa

Hanggayuh Kasampurnaning Hurip Berbudi Bawalesana Ngudi Sejatining Becik

Wewarah Tujuh

Merupakan kewajiban yang harus dijalankan Warga SAPTA DARMA dalam kehidupannya.

Sesanti

Sikap dan perilaku hidup dalam masyarakat yang harus diciptakan oleh Warga SAPTA DARMA.

Wejangan

Wejangan Panuntun Agung Sri Gutomo bagi warga SAPTA DARMA dalam mengenali jati diri yang sebenarnya.

Kamis, 25 November 2010

SUJUD YANG SEMPURNA

Sujud secara Kerohanian Sapta Darma adalah tata cara menembah kehadapan Hyang Maha Kuasa. Sujud yang sesungguhnya adalah bagaimana agar Hyang Maha Suci bisa sujud Hyang Maha Kuasa. Tentulah hal ini tidak mudah karena kita dituntut untuk mengenal siapa itu Hyang Maha Suci dan bagaimana sujudnya Hyang Maha Suci sujud Hyang Maha Kuasa.
Dalam sabda Panuntun Agung Sri Gutomo dikatakan ;  “Percayalah kepada Pribadimu, kepada Tuntunanmu, sebab kalau tidak percaya kepada Hidupmu, bagaimana akan percaya kepada Hyang Maha Kuasa? Sebab Tuntunanmu adalah hidupmu yang dapat berhubungan dengan Hyang Maha Kuasa.”  Itu berarti Pribadimu, Hidupmu dan Tuntunanmu adalah tiga kata yang berbeda tetapi maksudnya sama.
Dalam penelitian penyempurnaan sujud ( sujud dasawarsa ) yang disebut juga sujud asal mula manusia atau dikenal juga istilah sujud tesing dumadi manusia. Kita disuruh “ Galilah rasa yang meliputi seluruh tubuhmu (kepribadianmu yang asli)”.
Penelitian penyempurnaan sujud ini untuk mencapai sujud yang sempurna. Karena apabila sujud yang sempurna telah saudara jalankan/praktekkan dengan betul, maka berarti saudara telah melakukan penggalian yang sejati yaitu penggalian pribadi yang asli. Barulah sujud itu dikatakan berhasil karena akan terhindar dari jajahan-jajahan getaran-getaran yang kurang/tidak sempurna. Saudara akan menjadi manusia yang berbudi luhur.
Dari uraian tersebut diatas yang dimaksudkan dalam sabda Panuntun Agung Sri Gutomo bahwa, Pribadimu, hidupmu dan Tuntunanmu adalah Kepribadiannmu yang asli. Dan untuk mengetahui kepribadian yang asli kita disuruh meneliti atau menggali rasa yang meliputi seluruh tubuhmu. Karena ada istilah asli tentu ada yang tidak asli. Yang manakah rasa yang tidak asli tentu rasa-rasa yang muncul dari gejolak saudara 12 yang masing-masing mempunyai kepribadian yang berbeda-beda yang disimbolkan dengan warna hitam, merah, kuning dan putih.
Dan ini cukup jelas untuk mendeteksi para warga atau para tuntunan, bagaimanakah kepribadiannya apakah asli atau bukan asli karena akan terpancar lewat prilakunya sehari-hari.
Apa sajakah yang mempengaruhi sujud yang sempurna itu ?? Dalam buku dasawarsa dijelaskan bahwa sujud yang sempurna erat kaitannya /bergandengan erat dengan biji dan asal mula manusia. Nah inilah inti dari pembahasan selanjutnya bagaimanakah tesing dumadi manusia tersebut ? apakah tesing dumadi manusia bisa diruwat ???…………(bersambung).

Jumat, 12 November 2010

TESING DUMADI MANUSIA

Asal mula manusia

Apakah asal mula manusia itu?…. asal mula manusia adalah dari getaran tumbuh-tumbuhan dan getaran dari binatang yang kita makan, dan akhirnya berwujud air putih (air suci) dengan sinar cahaya (tri tunggal yaitu nur cahaya = sinar cahaya allah, nur rasa = sari-sarinya Bapak dan nur buat = sari-sarinya Ibu).
Misalkan di dalam ilmu pertanian, apabila menginginkan hasil yang baik maka tentulah dipilih bibit yang baik, bibit yang unggul, bibit yang sempurna. Karena dengan bibit yang baik tanaman yg kita tanam akan menghasilkan buah /hasil yg baik pula. Disamping itu perlu juga metode/cara bercocok tanam yang benar, pemeliharaan, pemupukan dan lingkungan alam yang baik pula.

Dalam kehidupan manusia, kita akan mencita-citakan mempunyai anak yang baik, anak yg cerdas, bagus, cantik, sehat, bijaksana dsb. Akan tetapi adakah kita perhatikan bibitnya ? Adakah dipelihara bibitnya ?……apalagi jaman sekarang biji manusia diecer-ecer dimana-mana, disebarkan pada tempat yang gelap, tempat yg tidak layak dsb. Sebab menanam biji yg sempurna terletak pada orang tuanya. Kenakalan, kebodohan dan kekurang sempurnanya anak-anak yg dilahirkan adalah karena orang tuanya. Adalah karena kekeliruan orang tua dalam memelihara bijinya. Seperti contoh sehabis menebar biji ditempat-tempat yang gelap baru pulang menanam disawahnya sendiri, sehabis main judi, melihat barang-barang yg jelek, terus sampai dirumah menebarkan biji. Tentu hasilnya akan jelek, kenapa ?….Sebab getaran-getaran yg buas yg jelek masih terkenang-kenang dikepala. Dan getaran tersebut akan turut tersaring dalam menurunkan biji-biji manusia dan turut pula tertanam didalamnya.

Disamping itu prilaku orang tua yang lainnya….misalnya dalam pembentukan biji manusia didapat dari hasil yang tidak baik… misalnya dengan mencuri, korupsi, menipu, merampok dsb. Tentu berpengaruh pada kualitas biji manusia tersebut karena mengandung virus setan /jin. Bila ditanam maka anak yg lahir telah terkontaminasi virus tersebut sehingga kelak anak tersebut juga berprilaku mirip orang tuanya.
Prilaku yang lain orang tuanya senang belajar ilmu sesat yg dilarang oleh Agama atau memakai pengasihan/pellet untuk mencari jodoh…..apakah tidak mungkin juga berpengaruh terhadap anak yg dilahirkan.

Pada kenyataan sering ditemui watak/tabiat anak yang dilahirkan tidak mirip dengan kedua orang tuanya tetapi mirip kakek/neneknya atau mbahnya yg sudah meninggal.  Pada kasus ini apakah mungkin getaran/ilmu-ilmu Mbahnya menurun/tertetes pada cucunya?