Semar disebut juga Badranaya

Mengemban sifat among, membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia.

Benih yang baik untuk hasil terbaik

Apabila menginginkan hasil yang baik maka tentulah dipilih bibit yang baik pula, bibit yang unggul, bibit yang sempurna.

Tesing dumadi, asal mula terjadinya Manusia.

Asal mula manusia adalah dari getaran tanaman dan getaran binatang yang kita makan, dan akhirnya berwujud air putih (air suci) dengan sinar cahaya tri tunggal yaitu nurcahya = sinar cahaya allah, nurrasa = sarinya Bapak dan nur buat = sarinya Ibu).

Pancasila..sikap hidup bangsa Indonesia.

Menurut ajaran spiritual Budaya Jawa, Pancasila merupakan bagian dari Wahyu Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya (Wahyu tujuh ajaran yang masing-masing berisi lima butir ajaran mencapai kemuliaan, ketentraman, dan kesejahteraan kehidupan alam semesta hingga alam keabadian/akhirat).

Apakah yang kita miliki..?

Ketika mati pun kita tidak akan membawa sepeser pun uang. Masihkah kita merasa sebagai makhluk yang adigang-adigung-adiguno?

Sujud dasawarsa, Sujudnya warga KSD

Sujud secara Kerohanian Sapta Darma adalah tata cara menembah kehadapan Hyang Maha Kuasa.

Kita tidak sendiri

Alam beserta isinya adalah milik kita bersama...mari jaga kerukunan, kebersamaan dalam menjaga kelestarian demi generasi selanjudnya

out of body experience

Peristiwa out of body experience adalah merupakan gambaran awal dari kematian, Adalah merupakan indikasi putusnya hubungan Input sensor dalam tubuh, ketika kondisi manusia dalam konsisi sadar.

Butir-butir budaya jawa

Hanggayuh Kasampurnaning Hurip Berbudi Bawalesana Ngudi Sejatining Becik

Wewarah Tujuh

Merupakan kewajiban yang harus dijalankan Warga SAPTA DARMA dalam kehidupannya.

Sesanti

Sikap dan perilaku hidup dalam masyarakat yang harus diciptakan oleh Warga SAPTA DARMA.

Wejangan

Wejangan Panuntun Agung Sri Gutomo bagi warga SAPTA DARMA dalam mengenali jati diri yang sebenarnya.

Sabtu, 27 Februari 2010

Mengenali Perbedaan Nafsu dan Hawa Nafsu


Dalam diri manusia senantiasa ada nafsu. Nafsu merupakan hal yang terpenting dalam diri manusia. Pasalnya, jika manusia itu tidak memiliki nafsu, maka manusia itu akan loyo. Jadi, manusia bisa bergerak dan melakukan aktivitasnya itu karena gerak dari nafsu. Jadi boleh dikatakan bahwa nafsu masih tergolong unsur yang positif dalam tubuh setiap manusia.

Lalu apa yang negatif dalam tubuh manusia? Yang negatif dalam tubuh manusia adalah HAWA NAFSU. Sebuah nafsu ketika mendapatkan HAWA, akan cenderung berubah menjadi negatif. Inilah yang di dalam agama Islam diajarkan oleh Kanjeng Rasul Muhammad SAW bahwa perang yang terbesar adalah perang melawan Hawa Nafsu. (Saat itu, Kanjeng Rasul tidak mengungkapkan bahwa perang yang terbesar adalah perang melawan nafsu).

Mengapa Hawa Nafsu tergolong berbahaya? Karena Hawa Nafsu mengandung penyakit hati. Antara lain iri, dengki, kekhawatiran, ketakutan, sombong dan lain sebagainya. Ada tetangga yang mendapatkan anugerah, kita malah sakit hati, marah-marah dan lain sebagainya, itu merupakan tanda-tanda Hawa Nafsu.

Apa perbedaan antara nafsu dan Hawa Nafsu? Nafsu adalah sesuatu hal dalam tubuh manusia yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Pernahkah Anda mengatakan,"aku tidak nafsu makan." Jika Anda mengatakan seperti itu, berarti Anda tidak mempunyai keinginan atau selera untuk makan. Artinya, tidak ada daya yang menggerakkan Anda untuk makan.

Namun berbeda ketika kata-kata nafsu tersebut ditambah dengan kata Hawa dan menjadi Hawa Nafsu. Apa arti dari kata Hawa itu sendiri? Hawa kalau dalam bahasa Jawa berarti angin. Artinya angin yang mendorong munculnya nafsu. Sedangkan dalam bahasa agama, Hawa berarti siti Hawa atau perempuan. Bagi Anda yang telah beristri, pasti bisa merasakan bagaimana peran istri kita. Ada yang positif ada yang negatif.

Contohnya, ketika Anda berjalan-jalan di Mall dengan istri, maka biasanya ide untuk membeli ini dan itu adalah dari istri. "Mas, belikan barang itu dong. Belikan ini dong." Padahal, si suami umumnya pasif saja. Itu merupakan contoh negatif. Ada lagi contoh negatif lainnya, misalnya ketika tetangga membeli televisi layar datar dan sang istri mengetahui hal itu, sementara suami masih berada di kantor. Begitu suaminya datang, istri tersebut bercerita ,"Mas, tadi tetangga kita si anu itu lho membeli TV layar datar. Lha kita kapan mas?" Inilah yang kadang-kadang mendorong si suami tergerak hawa nafsunya untuk menuruti sang istri. Hawa nafsu juga bisa menjadi positif misalnya ketika sang istri memberikan motivasi pada suami untuk kreatif dalam pekerjaannya dan meraih kedudukan tertentu atau mendapatkan penghasilan lebih dan lain sebagainya.

Nah, kini kita sudah tahu perbedaan antara nafsu dan hawa nafsu. Maka tidak salah jika Kanjeng Rasul Muhammad SAW mengatakan bahwa perang terbesar adalah perang melawan Hawa Nafsu.

Kini pertanyaan yang muncul, bagaimana untuk menang melawan hawa nafsu atau mengendalikan hawa nafsu? Bagi para pelaku spiritual, hal yang terpenting adalah mengenali dulu yang mana nafsu dan yang mana hawa nafsu. Bagaimana mungkin kita bisa menang melawan hawa nafsu sementara kita tidak tahu hawa nafsu itu yang bagaimana, bentuknya seperti apa. Dengan kata lain, kalau mau menang lawan musuh, kenalilah dulu musuhnya, baru memeranginya.

Mudah-mudahan kita semua diberi kekuatan oleh GUSTI ALLAH untuk mampu memerangi Hawa Nafsu dan mengendalikannya. Bukannya malah kita yang dikendalikan oleh Hawa Nafsu itu sendiri.

Minggu, 14 Februari 2010

FENOMENA ANAK INDIGO

by wongalus

Jangan langsung memvonis anak Anda adalah anak yang nakal dan tidak disiplin. Sebab bisa jadi anak anda itu anak indigo. Salah satu ciri anak indigo adalah tidak nyaman dengan disiplin dan cara yang otoriter tanpa alasan yang jelas serta biasa menolak mengikuti aturan atau petunjuk.

Anak indigo didefinisikan sebagai anak yang menunjukkan kelebihan karena memiliki kemampuan supranatural karena sudah sejak lahir sudah terbuka mata ketiganya. Pola perilakunya juga tidak umum sehingga mengisyaratkan agar orang-orang yang berinteraksi dengan mereka (para orangtua, khususnya) mengubah perlakuan dan pengasuhan terhadap mereka guna mencapai keseimbangan.

Sebelum membahas lebih jauh tentang anak-anak indigo, alangkah baiknya kita mengetahui dulu mengenai warna indigo yang dimaksud pada anak-anak indigo. Warna indigo adalah warna yang dominan dari warna aura (warna biru-merah).

Warna Indigo menunjukkan cakra mata ketiga, pusat aktivitas dari enerji psikis, yang terbuka pada anak-anak Indigo. Anak-anak Indigo memahami perbedaan yang sangat tipis antara dunia kasat dan dunia spiritual, dan mereka memiliki kemampuan untuk mengakses informasi dari sini, yang orang lain tidak mampu. Kebanyakan perilaku anak Indigo dapat dipahami dari aspek ini.

Banyak anak-anak sekarang yang terkategorikan sebagai Anak Indigo, juga disebut “Children of the Sun” oleh para ahli dari Amerika. Atau disebut juga sebagai “Millennium Children”. Para ahli mengatakan lebih dari 90% (di lain buku menyebutkan lebih dari 80 %) dari anak-anak di bawah 12 tahun, dan beberapa mengatakan walau dalam persentase yang tidak besar terdapat Indigo dewasa.

Anak-anak ini teridentifikasi melalui adanya karakteristik yang unik. Mereka cerdas dan kreatif, namun bersifat sulit diatur pada kekuasaan dan sistem secara umum. Mereka sering disalah diagnosa sebagai ADD (Attention Deficit Disorder = atau Gangguan Kekurangan Perhatian) atau ADHD (Attention Deficit Hyperaktive Disorder = Gangguan Hiperaktif Kekurangan Perhatian) yang membutuhkan terapi untuk mengatasi sifatnya.

Secara fisik dan emosional mereka sangat sensitif. Mereka juga sangat perhatian dan empati terhadap orang lain, juga beberapa menjadi terlihat tidak berperasaan. Anak Indigo dapat mudah marah dan kasar, mereka membutuhkan keyakinan bahwa dirinya diterima dan memerlukan konseling. Indigo juga mempunyai rasa depresi di usia muda jika mereka merasa tidak mengapa mereka dilahirkan atau merasa tidak mempu berbuat apa-apa untuk memperbaiki dunia.

Bagi yang ingin mengetahui apakah anaknya atau diri sendiri termasuk seorang Indigo, bisa mencocokkan karakteristik anak Indigo dan Indigo dewasa berikut ini. Selain itu biasanya seorang anak Indigo tergolong anak yang istimewa (biasanya memiliki IQ -Intelligence Quotient- lebih dari 120 dan mempunyai kecenderungan mempunyai kemampuan supranatural) namun seringkali mempunyai permasalahan dengan sistem belajar di sekolah pada umumnya.

Sebagai konsep di bidang para psikologi, “Anak indigo” dikembangkan oleh Nancy Tappe Anne, yang menggambarkan anak-anak yang diduga memiliki kemampuan dan ciri-ciri khusus. Anak indigo diyakini menjadi tahap awal dalam evolusi manusia sebelum memiliki kemampuan paranormal, seperti telepati, mampu melihat makhlk gaib, meramal dan lainnya. Namun mereka memiliki kekurangan yaitu kurang lancar berkomunikasi.

Anne Nancy Tappe, pada tahun 1970-an mempublikasikan buku Understanding Your Life Through Color memaparkan selama pertengahan 1960-an ia mulai menyadari bahwa banyak anak-anak yang lahir dengan aura “indigo” dan warna nila berasal dari “warna kehidupan” dari anak-anak yang diperoleh melalui sinestesia.

Gagasan tentang anak indigo kemudian berlanjut pada tahun 1998 yang dipopulerkan oleh buku The Indigo Children: The New Kids Have Arrived, yang ditulis oleh suami dan istri dosen self-help Lee Carroll dan Jan Tober. Konsep lain dikembangkan Carroll Tober. Ia menjelaskan kehadiran anak-anak indigo adalah untuk membentuk kembali dunia menjadi satu karena perang, sampah dan makanan olahan.

Pada tahun 2002, sebuah konferensi internasional tentang anak indigo diadakan di Hawaii, yang diikuti 600 peserta. Konferensi berikutnya berlangsung di Florida dan Oregon. Konsep ini dipopulerkan dan menyebar lebih lanjut dengan film dan dokumenter dirilis pada tahun 2005, keduanya disutradarai oleh James Twyman, penulis Zaman Baru.

Secara umum, anak-anak indigo memiliki karakter di antaranya keyakinan penuh empati, rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki makna yang jelas mengenai definisi diri dan tujuan hidup, berkemauan keras, mandiri, sering dianggap oleh teman-teman atau keluarga sebagai aneh, dan juga menunjukkan kecenderungan yang kuat terhadap hal-hal rohani (misalnya Tuhan) dari anak usia dini. Anak-anak indigo juga digambarkan sebagai memiliki perasaan yang kuat, merasa memiliki hak untuk berada di sini. Ciri lainnya adalah memiliki intelligence quotient yang tinggi, kemampuan intuitif yang melekat, dan perlawanan terhadap otoritas.

Menurut Carroll dan Tober, anak-anak indigo susah masuk di sekolah-sekolah konvensional karena penolakan mereka terhadap otoritas, menjadi lebih pintar daripada guru-guru mereka dan kurangnya respon terhadap rasa bersalah, takut dam susah oleh malipulasi berbasis disiplin. Dalam Dallas Observer ada artikel yang membahas anak-anak indigo, seorang reporter mencatat interaksi antara seorang pria yang bekerja dengan anak-anak indigo, dan seorang yang mengaku sebagai anak indigo: “Apakah Anda seorang indigo?” Reporter bertanya pada seorang anak bernama Senja. Anak itu menatapnya malu-malu dan mengangguk. “I’m an avatar,” kata Senja. “Saya dapat mengenali empat unsur bumi, angin, air dan api. Saya tidak akan datang selama 100 tahun.” Pria itu tampak terkesan.

Pembaca dari Dallas Observer kemudian menulis di koran untuk menginformasikan bahwa respons anak tampaknya diambil dari alur cerita Avatar: The Last Airbender; kartun anak-anak yang ditampilkan di Nickelodeon.

Nick Colangelo, seorang profesor Universitas Iowa yang mengkhususkan diri dalam pendidikan anak-anak berbakat, menyatakan bahwa buku Indigo pertama seharusnya tidak diterbitkan, dan bahwa “..gerakan anak-anak indigo bukanlah tentang anak-anak, dan tidak tentang warna nila. Ini adalah tentang orang dewasa yang ahli membuat uang di buku, presentasi dan video.”

INDIGO ANAK:
Mempunyai kemampuan psikis/supranatural.

Mengekspresikan kemarahan dan mempunyai masalah dengan menahan amarah.

Membutuhkan dukungan untuk menemukan diri mereka.
Kreatifitasnya tinggi.


Mudah teralihkan perhatiannya, bisa mengerjakan banyak hal bersamaan.

Menunjukan intuisi yang kuat.

Punya empati yang kuat terhadap sesama, atau tidak punya empati sama sekali.

Sangat berbakat dan rata-rata sangat pintar.

Susah konsentrasi dan hiperaktif.

Mempunyai visi dan cita-cita yang kuat.

Mempunyai kesadaran diri yg tinggi, terhubung dengan sumber (Tuhan).

Mengerti jika dirinya layak untuk berada di dunia.

Mempunyai pengertian yang jelas akan dirinya.

Tidak nyaman dengan disiplin dan cara yang otoriter tanpa alasan yang jelas.

Menolak mengikuti aturan atau petunjuk.

Tidak sabaran dan tidak suka bila harus menunggu.

Frustasi dengan sistem yang sifatnya ritual dan tidak kreatif.

Mereka punya cara yg lebih baik dlm menyelesaikan masalah.

Sebagian besar adalah orang yg menimbulkan rasa tidak nyaman.

Tidak bisa menerima hukuman yang tanpa alasan, selalu ingin alasan yang jelas.

Mudah bosan dengan tugas yg diberikan.
Pandangan mata mereka terlihat, bijaksana, mendalam dan tua. 



INDIGO DEWASA
Frustasi dengan budaya populer.

Tidak terima bila hak-hak mereka diambil atau diinjak-injak.

Punya hasrat yang membara untuk merubah dunia, tapi kesulitan menemukan jalurnya.

Mempunyai ketertarikan akan hal spiritual dan kemampuan psikis saat usia muda.

Punya beberapa “Role model” Indigo.

Punya intuisi yang kuat.

Punya sifat atau jalan pikir yang tidak biasa, sulit fokus pada tugas, atau meloncat-loncat di tengah pembicaraan.

Pernah mengalami pengalaman spiritual, psikis dan lainnya.

Sensitif terhadap yang berhubungan dengan listrik.

Mempunyai kesadaran akan dimensi lain.

Secara seksual sangat ekspresif atau malah menolak seksualitas aga bisa mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi.

Mencari arti hidup mereka dan mengerti tentang dunia, mereka bisa mencarinya dengan melalui agama, buku.

Waktu mereka merasa diri mereka seimbang, mereka akan menjadi kuat, sehat, dan individu yang bahagia.

Mereka pintar walaupun tidak selalu berada di tingkatan paling atas.

Kreatif dan sangat menikmati menciptakan sesuatu.

Selalu ingin tahu kenapa, khususnya jika mereka disuruh melakukan sesuatu.

Muak akan pekerjaan yang banyak dan berulang-ulang di sekolah.

Pemberontak di sekolah/kampus, menolak mengerjakan tugas atau ingin memberontak tapi tidak berani karena ada tekanan dari orang tua.

Punya masalah dengan keberadaan, seperti tidak diterima, atau terasing. Biasanya menimbulkan perasaan ingin bunuh diri, tapi tidak benar-benar melakukannnya.

Punya masalah dengan amarah.

Tidak nyaman dengan politik karena merasa suara mereka tidak dihitung, dan tidak peduli dengan hasil yang keluar.

Sabtu, 13 Februari 2010

SERAT KEKIYASANING PANGRACUTAN

Ngelmu Kasampurnan Ala Serat Pangracutan
Serat Kekiyasanning Pangracutan adalah salah satu buah karya sastra Sultan Agung Raja Mataram antara (1613-1645). Serat Kekiyasaning Pangracutan ini juga menjadi sumber penulisan Serat Wirid Hidayat Jati yang dikarang oleh R.Ng Ronggowarsito karena ada beberapa bab yang terdapat pada Serat kekiyasanning Pangrautan terdapat pula pada Serat Wirid Hidayat Jati. Pada manuskrip huruf Jawa Serat kekiyasanning Pangracutan tersebut telah ditulis kembali pada tahun shaka 1857 / 1935 masehi.

ILMU KESAMPURNAAN
Ini adalah keterangan Serat tentang Pangracutan yang telah disusun Baginda Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma Panatagama di Mataram atas perkenan beliau membicarakan dan temu nalar dalam hal ilmu yang sangat rahasia, untuk mendapatkan kepastian dan kejelasan dengan harapan dengan para ahli ilmu kasampurnaan.

Adapun mereka yang diundang dalam temu nalar itu oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma Panatagama adalah:
1. Panembahan Purbaya
2. Panembahan Juminah
3. Panembahan Ratu Pekik di Surabaya
4. Panembahan Juru Kithing
5. Pangeran Kadilangu
6. Pangeran Kudus
7. Pangeran Tembayat
8. Pangeran Kajuran
9. Pangeran Wangga
10. Kyai Pengulu Ahmad Kategan

1. Berbagai Kejadian Pada Jenazah
Adapun yang menjadi pembicaraan, beliau menanyakan apa yang telah terjadi setelah manusia itu meninggal dunia, ternyata mengalami bermacam-macam kejadian pada jenazahnya.

1) Ada yang langsung membusuk
2) Ada pula yang jenazahnya utuh
3) Ada yang tidak berbentuk lagi, hilang bentuk jenazah
4) Ada pula yang meleleh menjadi cair
5) Ada yang menjadi mustika (permata)
6) Istimewanya ada yang menjadi hantu
7) Bahkan ada yang menjelma menjadi hewan

Masih banyak pula kejadiannya. Lalu bagaimana hal itu dapat terjadi dan apa yang menjadi penyebabnya? Adapun menurut para pakar setelah mereka bersepakat disimpulkan suatu pendapat sebagai berikut : Sepakat dengan pendapat Sultan Agung bahwa manusia itu setelah meninggal keadaan jenazahnya berbeda-beda itu adalah merupakan suatu tanda karena ada kelainan atau salah kejadian (ketidak-wajaran). Pada waktu masih hidup berbuat dosa, setelah menjadi mayat pun akan mengalami sesuatu masuk ke dalam alam penasaran. Karena pada waktu pada saat memasuki proses sakaratul maut, hatinya menjadi ragu, takut, kurang kuat tekadnya, tidak dapat memusatkan pikiran untuk menghadapi maut. Maka ada berbagai bab dalam mempelajari ilmu ma’rifat, seperti berikut ini:

1. Pada waktu masih hidupnya, siapapun yang senang tenggelam dalam hal kekayaan dan kemewahan, tidak mengenal tapa brata, setelah mencapai akhir hayatnya jenazahnya akan menjadi busuk dan kemudian menjadi tanah liat. Sukmanya melayang gentayangan dan dapat diumpamakan bagaikan rama-rama tanpa mata sebaliknya. Namun bila pada saat hidupnya gemar mensucikan diri lahir maupun batin, hal tersebut tidak akan terjadi.

2. Pada waktu masih hidup bagi mereka yang kuat pusaka (gemar mengkoleksi pusaka) tanpa mengenal batas waktunya, bila tiba saat kematiannya maka mayatnya akan teronggok menjadi batu dan membuat tanah perkuburannya itu menjadi sanggar. Adapun rohnya akan menjadi danyang semoro bumi. Walaupun begitu, bila semasa hidupnya mempunyai sifat nrima atau sabar artinya makan tidur tidak bermewah-mewah cukup seadanya dengan perasaan tulus lahir batin kemungkinan tidaklah mengalami kejadian seperti di atas.

3. Pada masa hidupnya seseorang yang menjalani lampah (lelaku) tidak tidur tanpa ada batas waktu tertentu (begadang), pada umumnya disaat kematiannya kelak maka jenazahnya akan keluar dari liang lahatnya karena terkena pengaruh dari berbagai hantu yang menakutkan. Adapun sukmanya menitis pada hewan. Namun bila pada masa hidupnya disertai sifat rela, bila meninggal tidak akan keliru jalannya.

4. Siapapun yang tidak bisa mencegah nafsu syahwat atau hubungan seks tanpa mengenal waktu, pada saat kematiannya kelak jenazahnya akan lenyap melayang masuk ke dalam alamnya jin, setan, dan roh halus lainnya. Sukmanya sering menjelma menjadi semacam benalu atau menempel pada orang seperti menjadi gondoruwo dan sebagainya yang masih senang mengganggu wanita. walaupun begitu bila mada masa hidupnya disertakan sifat jujur tidak berbuat mesum, tidak berzinah, bermain seks dengan wanita yang bukan haknya, semuanya itu tidak akan terjadi.

5. Pada waktu masih hidup selalu sabar dan tawakal dapat menahan hawa nafsu berani dalam lampah (lelaku) dan menjalani mati dalamnya hidup (sering bertafakur/semedi), misalnya mengharapkan janganlah sampai berbudi rendah, dengan tutur kata sopan, sabar dan sederhana, semuanya tidak belebihan dan haruslah tahu tempat situasi dan kondisinya, yang demikian itu pada umumnya bila tiba akhir hayatnya maka keadaan jenazahnya akan mendapatkan kemuliaan sempurna dalam keadaannya yang hakiki. Kembali menyatu dengan zat yang Maha Agung, yang dapat menghukum dapat menciptakan apa saja ada bila menghendaki datang menurut kemauannya. Apalagi bila disertakan sifat welas asih, akan abadilah menyatunya Kawulo Gusti. Oleh karenanya bagi orang yang ingin mempelajari ilmu ma’arifat haruslah dapat menjalani: Iman, Tauhid dan Ma’rifat.

2. Berbagai Jenis Kematian
Ketika itu Baginda Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma merasa senang atas segala pembicaraan dan pendapat yang telah disampaikan tadi. Kemudian beliau melanjutkan pembicaraan lagi tentang berbagai jenis kematian yakni :
- Mati Kisas
- Mati kias
- Mati sahid
- Mati salih
- Mati tewas
- Mati apes

- Mati Kisas, adalah jenis kematian karena hukuman mati. Akibat dari perbuatan
orang itu karena membunuh, kemudian dijatuhi hukuman karena keputusan
pengadilan atas wewenang raja atau pemerintah.
- Mati Kias, adalah jenis kematian yang diakibatkan suatu perbuatan misalnya:
nafas atau mati melahirkan.
- Mati Syahid, adalah suatu jenis kematian karena gugur dalam perang, dibajak,
dirampok, disamun.
- Mati Salih, adalah suatu jenis kematian karena kelaparan, bunuh diri karena
mendapat aib atau sangat bersedih.
- Mati Tiwas, adalah suatu jenis kematian karena tenggelam, disambar petir, tertimpa
pohon, jatuh memanjat pohon, dan sebagainya.
- Mati Apes, adalah suatu kematian karena ambah-ambahan, epidemi karena santet atau
tenung dari orang lain. Yang demikian itu benar-benar tidak dapat sampai pada
kematian yang sempurna atau kesedan jati bahkan dekat sekali pada
alam penasaran.

Bertanya Sultan Agung: “Sebab-sebab kematian yang mengakibatkan kejadiannya itu apakah tidak ada perbedaannya antara yang berilmu dengan yang bodoh? Andaikan yang menerima akibat dari kematian seorang pakar ilmu mistik, mengapa tidak dapat mencabut seketika itu juga?”

Dijawab oleh yang menghadap : “Yang begitu itu mungkin disebabkan karena terkejut menghadapi hal-hal yang tiba-tiba. Maka tidak teringat lagi dengan ilmu yang diyakininya dalam batin yang dirasakan hanyalah penderitaan dan rasa sakit saja. Andaikan dia mengingat keyakinan ilmunya, mungkin akan kacau dalam melaksanakannya tetapi kalau selalu ingat petunjuk-petunjuk dari gurunya maka kemungkinan besar dapat mencabut seketika itu juga.

Setelah mendengar jawaban itu Sultan Agung merasa masih kurang puas dan bertanya, sebelum seseorang terkena bencana apakah tidak ada suatu firasat dalam batin dan pikiran, kok tidak terasa kalau hanya begitu saja beliau kurang sependapat oleh karenanya beliau mengharapkan untuk dimusyawarahkan sampai tuntas dan mendapatkan suatu pendapat yang lebih masuk akal.

Kyai Ahmad Katengan menghaturkan sembah: “Sabda paduka adalah benar, karena sebenarnya semua itu masih belum tentu, hanyalah Kangjeng Susuhunan Kalijogo sendiri yang dapat melaksanakan ngracut jasad seketika, tidak ada yang dapat menyamainya."

3. Wedaran Angracut Jasad
Adapun Pangracutan Jasad yang dipergunakan Kangjeng Susuhunan Kalijogo, penjelasannya telah diwasiatkan pada anak cucu seperti ini caranya:
“Badan jasmaniku telah suci, kubawa dalam keadaan nyata, tidak diakibatkan kematian, dapat mulai sempurna hidup abadi selamanya, di dunia aku hidup, sampai di alam nyata (akherat) aku juga hidup, dari kodrat iradatku, jadi apa yang kuciptakan, yang kuinginkan ada, dan datang yang kukehendaki”.

4. Wedaran Menghancurkan Jasad
Adapun pesan beliau Kangjeng Susuhunan di Kalijogo sebagai berikut : “Siapapun yang menginginkan dapat menghancurkan tubuh seketika atau terjadinya mukjizat seperti para Nabi, mendatangkan keramat seperti para Wali, mendatangkan ma’unah seperti para Mukmin Khas, dengan cara menjalani tapa brata seperti pesan dari Kangjeng Susuhunan di Ampel Denta adalah
- Menahan Hawa Nafsu, selama seribu hari siang dan malamnya sekalian.
- Menahan syahwat (seks), selama seratus hari siang dan malam
- Tidak berbicara, artinya membisu, dalam empat puluh hari siang dan malam
- Puasa padam api (patigeni), tujuh hari tujuh malam
- Jaga, (tidak tidur) lamanya tiga hari tiga malam
- Mati raga, tidak bergerak lamanya sehari semalam.

Adapun pembagian waktunya dalam lampah seribu hari seribu malam caranya :
1. Manahan hawa nafsu, bila telah mendapat 900 hari lalu teruskan dengan
2. Menahan syahwat, bila telah mencapai 60 hari, lalu dirangkap juga dengan
3. Membisu tanpa berpuasa selama 40 hari, lalu lanjutkan dengan
4. Puasa pati selama 7 hari tujuh malam, lalu dilanjutkan dengan
5. Jaga, selama tiga hari tiga malam, lanjutkan dengan
6. Pati raga selama sehari semalam.

Adapun caranya Pati Raga tangan bersidakep kaki membujur dan menutup sembilan lobang tubuh (babagan howo songo), tidak bergerak-gerak, menahan tidak berdehem, batuk, tidak meludah, tidak berak, tidak kencing selama sehari semalam tersebut. Yang bergerak tinggallah kedipnya mata, tarikan nafas, anapas, tanapas, nupus, artinya tinggal keluar masuknya nafas, yang tenang jangan sampai bersengal-sengal campur baur.

Perlunya Pati Raga
Baginda Sultan Agung bertanya : “Apakah manfaatnya Pati Raga itu ?”
Kyai Penghulu Ahmad Kategan menjawab : “Adapun perlunya pati raga itu, sebagai sarana melatih kenyataan, supaya dapat mengetahui pisah dan kumpulnya Kawula Gusti, bagi para pakar ilmu kebatinan pada jaman kuno dulu dinamakan Meraga Sukma, artinya berbadan sukma, oleh karenanya dapat mendakatkan yang jauh, apa yang dicipta jadi, mengadakan apapun yang dikehendaki, mendatangkan sekehendaknya, semuanya itu dapat dijadikan suatu sarana pada awal akhir. Bila dipergunakan ketika masih hidup di Dunia ada manfaatnya, begitu juga dipergunakan kelak bila telah sampai pada sakaratul maut."