Semar disebut juga Badranaya
Mengemban sifat among, membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia.
Benih yang baik untuk hasil terbaik
Apabila menginginkan hasil yang baik maka tentulah dipilih bibit yang baik pula, bibit yang unggul, bibit yang sempurna.
Tesing dumadi, asal mula terjadinya Manusia.
Asal mula manusia adalah dari getaran tanaman dan getaran binatang yang kita makan, dan akhirnya berwujud air putih (air suci) dengan sinar cahaya tri tunggal yaitu nurcahya = sinar cahaya allah, nurrasa = sarinya Bapak dan nur buat = sarinya Ibu).
Pancasila..sikap hidup bangsa Indonesia.
Menurut ajaran spiritual Budaya Jawa, Pancasila merupakan bagian dari Wahyu Sapta Warsita Panca Pancataning Mulya (Wahyu tujuh ajaran yang masing-masing berisi lima butir ajaran mencapai kemuliaan, ketentraman, dan kesejahteraan kehidupan alam semesta hingga alam keabadian/akhirat).
Apakah yang kita miliki..?
Ketika mati pun kita tidak akan membawa sepeser pun uang. Masihkah kita merasa sebagai makhluk yang adigang-adigung-adiguno?
Sujud dasawarsa, Sujudnya warga KSD
Sujud secara Kerohanian Sapta Darma adalah tata cara menembah kehadapan Hyang Maha Kuasa.
Kita tidak sendiri
Alam beserta isinya adalah milik kita bersama...mari jaga kerukunan, kebersamaan dalam menjaga kelestarian demi generasi selanjudnya
out of body experience
Peristiwa out of body experience adalah merupakan gambaran awal dari kematian, Adalah merupakan indikasi putusnya hubungan Input sensor dalam tubuh, ketika kondisi manusia dalam konsisi sadar.
Wejangan
Wejangan Panuntun Agung Sri Gutomo bagi warga SAPTA DARMA dalam mengenali jati diri yang sebenarnya.
Selasa, 17 November 2020
Minggu, 15 November 2020
Jumat, 13 November 2020
Rabu, 28 Oktober 2020
Senin, 19 Oktober 2020
Selasa, 13 Oktober 2020
Minggu, 11 Oktober 2020
Selasa, 06 Oktober 2020
Senin, 05 Maret 2012
MATERI SUJUD PENGGALIAN
1. Pandangan Satu Meter, Getaran Kasar, ASMA TIGA, Getaran Halus, Ucapan Sujud, Kesalahan, Mertobat, Sapta Rengga I. Pembersihan Getaran Air Suci, Sapta Rengga II. Pancaran Cahya Hyang Maha Suci, Tigas Jangga (Jawa: Pisahing Gembung Lan Sirah atau Pisahnya Kepala dan Badan), Terjadinya Sabda, Tutup Lubang Sembilan (Jawa: Nutupi Babahan Hawa Sanga atau Menutup Lobang Sembilan), Pudhak Sinumpet (Sepuluh Tinutup), Nguwali Babahan Hawa Sanga, Kukut Saudara Sebelas, Napas Tiga, Racut.
- Dalam hal kaya darma, secara jasmani apabila harta kita hilang maka kita dikatakan rugi, namun secara rokhani apabila kita berdarma sebagian harta kita diyakini harta kita justru akan bertambah nilainya.
- Dalam hal usaha, secara jasmani apabila kita punya keinginan, maka kita harus kerja keras membanting tulang, namun secara rokhani apabila kita punya hajat disarankan harus ditingkatkan kuwalitas sujudnya dengan cara harus semakin pasif atau pasrah sumeleh.
- Dalam hal perbedaan karya (milik) Tuhan dan karya (milik) manusia, karya manusia misalnya saja mobil, semakin dibebani atau sering digunakan dia akan semakin cepat aus atau rusak, lain dengan karya Tuhan apakah itu hewan maupun manusia, agar dia bisa semakin kuat justru harus dilatih dengan kerja lebih keras atau beban yang semakin berat.
- Dalam hal perangkat jasmani dan perangkat rokhani manusia, kalau kita ingin mengangkat beban yang berat, maka kita harus konsentrasi, menata posisi tubuh, mengalirkan kekuatan ke tangan, dll. Tetapi kalau kita sedang menghadapi (mengangkat) beban rokhani yang berat justru kita harus semakin pasrah (sumeleh), posisi tubuh harus longgar, tidak boleh tegang, dll.
Nindakaken sujud ingkang kanthi emat miturut pitedah ing Bab V, ageng sanget pigunanipun. Sedinten sedalu sekedhikipun sapisan, langkung saking sepisan langkung sae, nanging ingkang dipun pentingaken ematipun, mboten kenging kasesa utawi ambujeng enggalipun rampung. Pramila manawi nindakaken sujud miliha wanci ingkang ayem lan tentrem, ing sengganging padamelan.
Sujud yang dilakukan dengan penuh kesungguhan seperti petunjuk Bab V mempunyai arti dan berguna yang besar sekali. Dalam 24 jam (sehari semalam). Sedikit-dikitnya dilakukan satu kali dengan pengertian baukan banyaknya melakukan sujud, tetapi adalah kesungguhannya. Jadi tak boleh tergesa-gesa, memburu lekas selesai, berhubungan dengan itu, bila sujud harap dipilih waktu yang sesuai, yaitu yang tenang tentram dalam waktu senggang dari pekerjaan.
SUJUD DAN PENJELASANNYA
Warga “Sapta Darma” kawajibaken Sujud salebeting 24 jam (sadinten sedalu) sekedhikipun sapisan. Langkung saking sapisan langkung utami. Bilih wonten ing Sanggar saged sesarengan kaliyan Tuntunan, kenging sawanci-wanci, namung langkung prayogi katemtokaken wekdalipun.Warga Sapta Darma diwajibkan sujud dalam sehari semalam (24 jam) sedikit-sedikitnya sekali Lebih dari itu lebih baik, dengan pengertian bahwa yang penting bukan banyak kalinya ia melakukan sujud tetapi kesungguhan sujudnya (emating sujud). Bila sujud dilakukan di sanggar, dapat dilakukan bersama-sama dengan tuntunan dan dapat sewaktu-waktu. Namun lebih baik waktu ditentukan.
Trap Susilaning Lenggah : Lenggah madep mangetan. Tumrap kakung sila, tumrap putri timpuh. Ewa semanten kenging mendhet sak sekecanipun, sauger mboten nilar trap susila, asta kasedha-kepaken, kiwa wonten ing nglebet, tengen wonten ing njawi.Trap Susila Duduk (Sujud) : Duduk tegak menghadap ke timur (=timur/kawitan/asal), artinya diwaktu sujud manusia harus menyadari/ mengetahui asalnya. Bagi pria duduk bersila kaki kanan di depan kaki kiri. Bagi wanita bertimpuh. Namun diperkenankan, mengambil sikap duduk seenaknya asal tidak menggangu jalannya getaran rasa. Tangan bersidakep, yang kanan di luar dan yang kiri di dalam.
- Duduk di atas kain sanggar menghadap ketimur.
- Melonggarkan Pakaian (melepas ikat pinggang, jam tangan, dan lain-lain yang sekiranya mengganggu jalannya rasa.
- Bagi Laki-Laki bersila, bagi perempuan bertimpuh. Bisa dilakukan seenaknya asal tidak melanggar Trap Susila.
- Tangan sedakep, kiri di dalam (di bawah) kanan di luar (di atas).
- Kepala, Tulang belakang (ula-ula) dan cethik segaris.
- Sak lajengipun ngleremaken penggalih, paningal mriksanana mangajeng leres kinten-kinten 1 meter saking papaning lenggah, lenggah jejeg; sirah, balung ula-ula lan cethik sagaris lurus.
- Proses rasa yang terjadi membuat tenang dan tentram.
- Membersihkan/menanggulangi segala gangguan rasa pangrasa (getaran nafsu).
- Jalannya proses rasa akan menyempurnakan kondisi fisik (kewarasan ragawi).
- Proses rasa berjalan (rumesep) masuk kedalam pribadi.
- Apabila proses bisa tuntas dan mencapai kondisi EMAT maka pribadi akan merasa terang (padhang).
- Proses getaran yang terjadi menjadikan aktifnya pikiran,angan-angan dan perasaan.
- Proses getaran yang terjadi menimbulkan gejolak rasa (tidak tenang).
- Proses getaran yang terjadi berjalan dari dalam keluar pribadi.
- Proses getaran yang terjadi menimbulkan suasana tidak bersih atau tidak nyaman.
Syarat : Pengamatan tidak boleh tergesa-gesa, sifat pengamatan menunggu, mengikuti dan meneliti proses sujud yang sedang berjalan. Dimana yang dimaksud dengan menunggu adalah menunggu adanya proses getaran akibat kontaknya antara ujung kain sanggar dengan permana. Apapun yang dirasakan selain rasa kontak antara ujung kain sanggar dengan permana adalah getaran makartinya saudara 11 dan Getaran dari lingkungan, keduanya tidak perlu diperhatikan. Dimana pada saatnya nanti perhatian kepada tegaknya badan, pandangan pada ujung kain sanggar dan pada pernafasan, satu-persatu akan terlepas dan manggeleng dengan sendirinya.
Pengalaman : Pada saat melakukan pandangan 1 meter, dimana pengamatan pernafasan sudah dilakukan maka akan ada getaran/rasa yang berjalan (segaris) dari ujung kain sanggar menuju titik permana. Namun tidak langsung menyentuh (kontak) pada titik permana, masih terhalang getaran lain yang ada.
Keterangan : Getaran-getaran lain yang ada pada permana adalah getaran saudara (makartinya saudara) atau Getaran dari Lingkungan yang sedang menguasai atau mengganggu permana. Hal ini yang menyebabkan, seseorang akan terganggunya pengamatan dan penelitiannya.
- Kadang jalannya getaran toya sari berhenti sesaat pada posisi tertentu, diikuti ada bagian fisik yang terasa sakit kemudian menjadi enak (nyaman), hal itu menunjukkan adanya proses pembenahan raga.
- Pada saat berhenti ada gangguan nonfisik, pikiran kacau, ada suara-suara yang mengganggu dan kemudian hilang lagi, itu menunjukkan adanya proses penentraman jiwa.
Selasa, 24 Januari 2012
PENERAPAN AJARAN GETARAN SRI GUTOMO GUNA PENINGKATAN EKONOMI WARGA KSD
Ajaran getaran Sri Gutomo, telah diajarkan panuntun kepada warga, tentang cara pandangan satu meter, sapta rengga, dll. Dalam pandangan satu meter sebenarnya dapat dikembangkan mengenai pelajaran daya cipta warga. Daya cipta muncul dari interaksi sinar antara mata dengan benda yang ditatapnya. Interaksi sinar ini melahirkan gegambaran tergantung pada rasa dan ketajaman panca indra. Karena itu ajaran getaran Sri Gutama sudah lebih dari cukup dalam menemukan hal-hal kreatifitas, hingga penelitian sederhana.
Hasil dari kreatifitas dapat dikomersialkan untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian warga dapat mencukupi kebutuhan diri sendiri, keluarga, lalu berkembang menjadi mencukupi orang lain atau perusahaan. Sehingga ajaran getaran sri gutama dapat dipraktekan dilapangan dalam bidang pertanian, perternakan, pendidikan dan penemuan sederhana hingga penemuan yang rumit-rumit. Hasil kreatifitas selanjutnya pada produk yang layak jual. Oleh karena itu, warga dapat menemukan lebih dari satu produk kreatifitasnya.
Pada pandangan satu meter, maka mata menatap kesasaran suatu benda, dari mata akan memancarkan sinar yang mengenai sasaran atau benda, dan dari benda juga akan memancarkan sinar yang akan masuk ke mata, sinar yang masuk ke mata dicerna oleh otak, lalu otak menghasilkan daya cipta, dari sinilah dihasilkan gegambaran. Gegambaran yang dihasilkan bisa sederhana, bisa rumit dan hal ini tergantung pada pengalaman jasmani seseorang atau kematangan jasmani seseorang. Prinsip ini berlaku umum, dan pandangan satu meter dapat dilakukan pada buku yang mengandung rumus-rumus atau diterapkan pada alam sekitarnya.
Teknik pandangan satu meter dapat dikembangkan pada sapto rengga, karena telinga, hidung, mulut, mempunyai indra rasa yang melengkapi manusia, maka indra ini dapat dilatih guna memperoleh kesempurnaan dari kreatifitasnya yang ditemukan. Dengan demikian ajaran pandangan satu meter dari ajaran Sri Gutomo dapat digunakan pada bidang ilmu pengetahuan.
(Kata kunci: Pandangan 1 meter, interaksi sinar, gegambaran)
Dengan demikian pada mekanan yang dikosumsi manusia mengandung dua gaya gravitasi bumi dan matahari yang salling mempengaruhi didalam tubuh. Getaran kasar didalam tubuh, sebenarnya dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu detaran eksternal dan getaran internal. Getaran kasar eksternal adalah getaran sari-sari makanan yang dapat dikeluarkan dalam tubuh. Sedangkan getaran kasar internal adalah getaran sari-sari makanan yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh tetai dapat berguna untuk tubuh.
Makanan yang dikosumsi tubuh, terdapat getaran gravitasi bumi dan matahari, disamping dua gaya ini maka ada getaran sinar-sinar yang maha kuasa. Artinya didalam tubuh manusia ada tiga gaya yaitu matahari, bumi dan sinar Hyang Maha Kuasa. Apakah gaya gravitasi bumi dan matahari dapat dikeluarkan dalam tubuh???kedua gaya ini dapat dikeluarkan dari dalam tubuh dan kembali ke matahari dan bumi (getaran eksternal). Sedangkan getaran yang didalam tubuh adalah getaran sinar Hyang Maha Kuasa (getaran internal).
Getaran internal ini berwujud sinar-sinar Hyang Maha Kuasa, yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan dan kebutuhan manusia. Marilah kita renungkan fakta dibawah ini: jika kita menjemur pakaian sehabis dicuci, lalu dijemur dipakgar terkena cahaya matahari, maka dalam 4-5 jam pakaian basah akan kering. Fakta ini mengartikan cahaya matahari mengenai pakaian basah, akibat cahaya matahari maka pakaian basah menjadi kering, karena air pada pakaian diubah oleh cahaya matahari menjadi getaran-getaran uap air agar meninggalkan pakaian sehingga pakaian menjadi kering. Fakta ini berlaku pada hewan, manusia, tanaman bia terkena cahaya matahari, pada manusia yang terkena matahari maka dalam tubuh ada getaran-getaran yang bergerak ke atas, kesamping didalam tubuh untuk keluar lalu manusia berkeringat. Oleh sebab itu getaran-getaran dalam tubuh naik keatas hal ini disebabkan oleh gaya cahaya atau gaya sinar dari sumber yang kuat. Fakta-fakta dari matahari, juga berlaku pada sumber yang kuat yaitu sinar Hyang Maha Kuasa menyinari semua umat manusia, maka didalam tubuh akan terjadi getaran yang merambat keatas.
Lalu apakah getaran kasar Sri Gutama: adalah kumpulan gravitasi bumi, matahari, sinar matahari, getaran sinar cahya Allah dan sinar Hyang Maha Kuasa yang terdapat pada sari-sari makanan dan minuman di tubuh manusia.
Dalam sujud maka getaran kasar ini dikeluarkan, sehingga yang tinggal didalam tubuh getaran sinar Hyang Maha Kuasa. Getaran sinar Hyang Maha Kuasa ini dapat digunakan dalam teknik pandangan satu meter, yang dapat dikembangkan menjadi cikal-bakal kemajuan teknologi. Marilah perhatikan contoh berikut: bila pemuda, lalu getaran ini dicerna oleh otak, dari otak menghasilkan daya cipta, demikian juga yang terjadi pada pemudi. Getaran yang masuk melalui mata ini dinamakan getaran kasih sayang yang berasal dari sinar Hyang maha Rokhim berasal dari pemuda-pemudi.
Fakta demikian sudah dipelajari oleh warga dalam ajaran sujud pandangan satu meter. Dalam pandangan satu meter mata menetap santai kesatu titik (kain putih), karena kain putih ditatap oleh mata, maka dari mata akan keluar sinar menuju kain putih, maka dari kain putih juga akan ada getaran sinar yang memasuki mata, sinar dari kain putih ini lalu memasuki otak manusia menghasilkan sesuatu (misalnya: getaran-getaran asap pada kain putih, dll). Dengan demikian ajaran sujud dalam pandangan satu meter, atau getaran kasar dapat digunakan pada penemuan teknologi, inovasi dan kemampuan lainnya.
PENERAPAN AJARAN GETARAN SRI GUTOMO DALAM EKONOMI MIKRO
Warga yang sudah belajar sujud sebenarnya sudah dapat menerapkan dalam berbagai bidang penemuan sederhana, maupun besar.
Marilah kita perhatikan fakta berikut ini: ambilah sedikit tepung terigu, lalu tepung terigu ditatap menggunakan cara pandangan satu meter (seperti dalam sujud). Karena dari mata mengeluarkan getaran cahaya ke tepung terigu maka dari tepung terigu akan memancar getaran cahaya memasuki mata, lalu getaran ini akan memasuki otak, dari otak akan menghasilkan daya cipta, dari daya cipta akan menghasilkan wujud gegambaran misalnya: gegambaran minyak, atau bolo kukus. Dengan demikian warga tadi dapat memulai riset pada gegambaran yang diperolehnya dengan membuat bolo kukus yang baik dan enak, hasil riset membuat bolo kukus dapat dijual kewarga sekitarnya.
Teknik demikian disebut MANEGES (interaksi sinar melalui panca indra), demikian pula didalam memperoleh obat/jamu dari rerumputan, daun, batang pohon dari alam semesta teknik dasarnya sama. Hanya pada jamu lebih komplek karena jamu harus diumumkan pana kelinci atau tikus putih untuk dipelajari pada uji demikian. Maka jamu tadi dicobakan ke ayam, apakah berat ayam meningkat dengan pesat, serta kesehatannya baik dan ayam tahan terhadap penyakit, sehingga ayam demikian dapat dikomersilkan baik telur maupun dagingnya, sehingga perekonomian meningkat. Demikian juga pada bidang pertanian, meka dapat mengambil contoh tanah (satu sendok saja) lalu dibawa pulang taruh di meja, tanah tadi ditatap dengan mata, maka dari mata akan keluar cahaya yang mengenai tanah, lalu dari tanah akan memancarkan cahaya masuk lewat mata, dicerna oleh otak, dari otak menghasilkan daya cipta lalu menghasilkan gegambaran tanaman misalnya pohon tomat, lalu dicek dengan fakta sekitarnya apakah tanah disekitar sesuai dengan bercocok tanam tomat. Bila sesuai maka dilanjutkan, dengan membeli tomat. Tentunya tanah harus digemburkan lalu ditaburi bibitnya dst, pohon tomat jika sudah waktunya diberi pupuk organik atau pupuk kompos dan pupuk buah pada waktunya.
Dengan demikian warga dapat mengembangkan sendiri dalam berbagai kebutuhan dan berbagai bidang lmu, misalnya ilmu kimia, fisika, teknih sipil, arsitek, ekonomi, dll. Demikian juga warga yang tidak sekolah dapat menerapkan getaran kasar Sri Gutomo dalam bidang pertanian dan perternakan. Caranya seperti diuraikan penulis diatas, tinggal latihan dan penerapannya. Setelah memperoleh daya cipta dan menghasilkan gegambaran, selanjutnya dilanjutkan dengan melakukan sebagai berikut:
Riset sederhana adalah melakukan uji coba kecil-kecilan dan memperhatikan produk yang dihasilkan apakah sudah sesuai jika belum sesuai maka diulang lagi. Setelah produk yang dihasilkan sesuai, maka dilakukan perhitungan ekonomi apakah produk ini layak dijual, jika layak berapa harga yang pantas untuk dijual ke konsumen.
- Menentukan packing dari produk agar menarik.
- Melakukan survey kemana produk akan dijual.
- Setelah melakukan survey, maka lakukan penjualan produk dengan percaya diri.
- Sedapat mungkin gunakan dana seminimal mungkin.
Dalam ekonomi makro maka masalahnya kebih kompleks, karena perkembangan teknologi dan inovasi manusia begitu pesat, misalnya kita berjalan diswalayan atau supermarket maka banyak aneka produk yang ditampilkan yang harganya terjangkau sampai mahal sekali yang semua tadi betujuan untuk memuaskan manusia. Sepintas tidak ada celah bagi warga untuk menjual produknya dalam persaingan demikian pesat. Jika kita jalan-jalan diswalayan maka mata menatap dengan tenang lakukan seperti pandangan satu meter namun posisi berdiri maka ada sinar-sinar masuk tadi langsung keotak dan terekam lalu muncul daya cipta dan gegambaran. Gegambaran yang mampak pada rasa kita itu yang menuntuni kita agar melakukan bisnis seperti yang tertuang dalam gegambaran tadi.
Dalam melakukan ekonomi makro, maka banyak yang dilibatkan misalnya: produk harus izin dari balai POM, departemen pertanian dan perternakan, serta survey lapangan yang perlu diterapkan, serta hal-hal lain yang perlu diperhitungkan. Dalam ekonomi makro perlunya dipelajari perdagangan internasional, yang tentunya dapat dimanfaatkan kemajuan bangsa mancanegara sekaligus memperkaya wacana.
GETARAN SAPTO RENGGO DAN EKONOMI
Semakin banyak penduduk maka semakin berat persaingan dan pengangguran semakin besar berakibat pada kemiskinan, dan daya beli melemah. Teknologi yang ditawarkan manusia pada dasarnya merupakan penjelmaan atau daya tarik dari getaran mata, hidung, telinga, mulut dan otak. Misalnya: getaran pada mata ini dapat merasakan dan melihat beraneka warna, bentuk, model sehingga menusia dapat tertarik dan berniat untuk membeli dan memiliki. Demikian juga hidung, telinga dan mulut pada dasarnyasama merasakan kenikmatan dan produk olahan yang ditawarkan. Getaran otak, hal ini terjadi jika manusia membaca, mendengar tentang berbagai teori sehingga si otak percaya dengan dasar ilmiah. Kesemua getaran ini dapat dimanfaatkan sebagau rangsangan dalam menampilkan teknologi sehingga menghasilkan produk yang disenangi oleh pembeli, dengan semakin banyak pembeli maka semakin meningkat pendapatan dan perekonomian dapat diperbaiki.
Warga telah diajari sujud penggalian oleh tuntunan, tentunya mengetahui tingkat sapta rengga, dalam tingkat ini pendengaran, penciuman, pengecap itu dapat digunakan dalam mencari teknologi baru, teknologi yang digunakan untuk meningkatkan perekonomian keluarga, dll. Prinsipnya sama dengan pandangan satu meter yang telah diuraikan diatan. Karena itu mencari produk apa yang akan dijuan itu tidaklah sulit.
PEMBAHASAN LAINNYA
Ajaran getaran Sri Gutomo telah diajarkan oleh panuntun agung Sri Gutomo kepada warga dan tuntunan, melalui penggalian 12 malam atau 6 hari 6 malam. Sayangnya warga atau remaja memandang getaran sri gutomo terpisah dengan teknologi, ilmu ekonomi, ilmu kimia, ilmu fisika atau ilmu teknik lainnya. Kita hatu dan mengetahui bahwa ajaran getaran kasar Sri Gutomo adalah selaras dengan hukum alam semesta, karena teknologi lahir dari pengamatan pada alam semesta, dari teknologi ini menghasilkan kebersamaan lalu lahirlah ekonomi, yang layak untuk kebutuhan manusia. Karena itu berasal dari getaran. Karena semua manusia 95 % dipenuhi getaran, maka kita murid-murid Sri Gutomo harus belajar memanfaatkan getaran-getaran pada manusia. Getaran pada manusia ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan kita dalam meningkatkan perekonomian.
Semakin banyak penduduk maka getaran menusia semakin hebat, persaingan semakin ketat. Dalam kondisi demikian dapatlah dimanfaatkan oleh remaja untuk tampil dalam mewujudkan teknologi sederhana dan menjualnya kepada yang membutuhkan. Hal ini dapat dimulai dari hal-hal sederhana atau main-main lalu menjadi serius dan profesional. Dalam penggalian kita diajarkan mengeplorasi getaran atau rasa didalam tubuh kita, sehingga kita mengenal getaran didalam tubuh. Didalam kehidupan sehari-hari maka kita dapat mempelajari getaran-getaran di tanah, tanaman untuk pertanian, untuk ppupuk dan mempersiapkan pasir agar bangunan tahan gempa.
Getaran Sri Gutomo telah dijelaskan terdiri dari dua yaitu getarn eksternal dan internal. Getaran eksternal yang berasal dari getaran gaya gravitasi bumi, getaran matahari dan getaran sinar matahari. Getaran ini terdapat pada makanan, hewan, manusia, dan semua yang ada di bumi. Getaran sari makanan mengandung getaran ini yang dapat dikeluarkan, yang nantinya getaran ini kembali ke bumi maupun matahari. Sedangkan getaran internal adalah getaran sinar Hyang Maha Kuasa yang terdapat pada sari makanan. Getaran ini tidak dikeluarkan tapi menggenangi seluruh tubuh manusia. Sifat getaran internal ini berbeda-beda dikepala, dada, perut, dan kaki berbeda-beda. Getaran berasal dari sari makanan inilah yang dapat digunakan untuk penemuan sederhana, penemuan menengah dan penemuan teknologi tinggi, hal ini tergantung manusiannya sendiri dan kematangan jasmani seseorang.
Dalam perekonomian juga terdapat makna teknologi, oleh karena itu teknologi dan ekonomi sejaan dengan getaran kasar Sri Gutomo. Kelahiran perekonomian warga akan meningkat diukur dari kemampuan warga memperlajari ajaran getaran kasar sri gutomo. Sehingga kemampuan warga di dalam menembus ajaran getaran menjadi tolak ukur kemandirian teknologi sapta darma serta perekonomiannya.
Dalam uraian diatas, telah diuraikan bahwa manusia diliputi getaran gravitasi bumi, matahari, sinar matahari dan sinar Hyang Maha Kuasa. Getaran ini bersatu menjadi satu kesatuan. Jika tidak dikeluarkan dari tubuh, maka manusia dikendalikan getaran ini. Sehingga teknologi yang diciptakan dari otak manusia, bisa berasal dari getaran gravitasi alam semesta. Sudah banyak contoh-contoh tentang teknologi yang diciptakan merusak alam semesta. Sudah banyak contoh-contoh tentang teknologi yang merusak alam dan lingkungan. Sebaiknya bila getaran ini dikeluarkan sehingga yang tinggal getaran sinar Hyang Maha Kuasa. Maka manusia demikian manciptakan teknologi yang bermanfaat untuk alam semesta dan lingkungan.
KESIMPULAN
- Ajaran getaran Sri Gutomo adalah WUNGKUL, sehingga jika dijabarkan dapat menghasilkan banyak kreatifitas, teknologi sederhana. Hasil kreatifitas ini dapat meningkatkan perekonomian warga remaja.
- Pemberdayaan ekonomi harus dimulai dari manusianya sendiri dalam hal ini warga itu sendiri, seberapa jauh menetrasi (menembus) ajaran getaran Sri Gutomo yang selanjutnya melahirkan keatifitas, penemuan sederhana. Penemuan warga ini dapat digunakan untuk membantu perekonomian keluarga, kelompok, desa, dst.
- Teknologi sekarang adalah produk asli dari penjabaran GETARAN, yaitu getaran gravitasi alam semesta, matahari, sinar matahari.
- Teknologi dan ekonomi sapta darma boleh muncul menggunakan getaran sinar-sinar Hyang Maha Kuasa, yang tertuang pada ajaran pandangan satu meter, maka menemukan teknologi dan memutar roda perekonomian tidaklah sulit.......