Sabtu, 26 Februari 2011

BERSAHABAT DENGAN BENCANA

Tidak ada yang mengharapkan bencana, tetapi tidak ada pula yang bisa menolaknya. sejak tanggal 7 Oktober, taifun nomor 18 mendatangi daratan Jepang dan menumbangkan pepohonan, merobohkan jembatan, menggelindingkan truk. Taifun yang merupakan taifun terbesar sejak 10 tahun terakhir ini mulai mendarat di wilayah Aichi perfektur dan selanjutnya bergerak perlahan di sepanjang daratan Jepang.
Bulan Oktober adalah bulan yang seharusnya menyenangkan karena biasanya daun-daun musim gugur mulai memerah dan menguning, mempercantik alam negeri sakura. Tetapi bulan ini juga selalu ditandai dengan kedatangan angin topan besar yang kadang-kadang hanya melewati lautan tetapi sering pula melewati daratan.
Jika gempa tak bisa diprediksi kedatangannya, maka angin topan sudah bisa diprediksi kemunculan dan pergerakannnya sekitar tiga hari sebelum datangnya. Dan sekita tiga hari yang lalu Badan Meteorologi dan Geofisika Jepang telah mengeluarkan pengumuman tentang angin topan dahsyat yang akan datang dan menyinggahi seluruh daratan Jepang.
Sejak dua hari lalu, siaran TV di Jepang selalu menyiarkan pergerakan angin topan dan mengumumkan kewaspadaan warga. Angin topan biasanya disertai dengan hujan dan kadang-kadang banjir.
Sesuai dengan perkiraan, angin topan mulai memasuki daerah Nagoya sejak pukul 5 dini hari tadi (8 Sept), dan sebagaimana dipesankan di siaran TV agar semua orang berdiam diri di rumah, mengunci rapat-rapat jendela, meletakkan barang-barang yang mudah diterbangkan ke dalam rumah, dan peringatan untuk segera pulang ke rumah karena kemungkinan jalur angkutan umum semuanya akan terhenti.
Angin topan 18 tidak menimbulkan kerusakan yang berarti di dekat tempat tinggal saya, tetapi sebagaimana dilaporkan di TV, daerah-daerah lain mengalami kerusakan parah. Pemerintah kota juga mengumumkan melalui siaran TV tentang libur semua sekolah di Nagoya. Adapun kampus saya hanya memberikan pengumuman untuk tetap berada di rumah jika angin masih bertiup kencang, dan jika sudah reda diperbolehkan ke kampus dan kegiatan perkuliahan berjalan seperti biasa.
Tidak hanya angin topan 18, tetapi sebentar lagi pasti akan datang angin topan 19 dan bencana lainnya. Dari berbagai macam bencana yang melanda negeri ini, pemerintah dan penduduknya telah belajar banyak untuk menghadapinya. Anak-anak sejak kecil telah kenal dan diperkenalkan dengan bencana dan kesiapan untuk menghadapinya senantiasa dilatihkan di sekolah.
Bencana yang sering melanda Jepang tidak hanya mengasah kepekaan warga Jepang, tetapi telah melahirkan ratusan ilmuwan yang mempelajari dan meneliti misteri alam. Menjelang kedatangan angin topan 18, sebuah TV menyiarkan tentang bagaimana kita memahami kekuatan air. Ketika air masih berkentinggian 10 cm, maka pintu masih dapat dibuka, tetapi ketika sudah berketinggian 30 cm atau 40 cm, kekuatan seorang laki-laki pun tak mampu membukanya. Melalui pemahaman ini masyarakat belajar untuk tidak berusaha melawan bencana, tetapi berusaha bersifat arif kepada alam agar tak menimbulkan bencana.

0 komentar:

Posting Komentar