Kamis, 02 Desember 2010

PANCASILA ALLAH

Maksud Pancasila Allah dalam wewarah Sapta Darma adalah merupakan sifat keluhuran dan sikap perwujudan kehendak Allah Hyang Maha Kuasa seperti berikut :

Allah Hyang Maha Agung, Allah Hyang Maha Rokhim, Allah Hyang Maha Adil, Allah Hyang Maha Wasesa dan Allah Hyang Maha Langgeng.  Dan sifat keluhuran ini tercermin dalam sifat dan sikap hidup manusia seperti berikut :
  1. Mau atau suka memaafkan kesalahan orang lain, mau menerima dan mau member, sifat berbudi bawa laksana serta daya cipta yang dimiliki.
  2. Rasa cinta dan kasih.
  3. Rasa keadilan.
  4. Rasa tanggung jawab dan mampu melaksanakan tugas yang diembannya, terutama dalam menguasai dan mengendalikan nafsu pada diri pribadi.
  5. Kesadaran bahwa hidup manusia tiada mati tapi abadi/langgeng dan akan kembali keasalnya/Allah Hyang Maha Langgeng untuk mempertanggungjawabkan tugasnya selama hidup di dunia bersama jasmaninya.
Manusia sebagai mahluk social tidak dapat lepas dari manusia lainnya, oleh karenanya pada diri manusia itu terdapat sifat tolong menolong, sifat toleransi, sifat cinta kasih dan lain-lainnya. Manusia selalu ingin berhubungan antara sesame manusia. Sifat-sifat semacam ini kita rasakan bersama pada diri kita masing-masing. Terus darimanakah sumber sifat-sifat tersebut? Tiada lain tentu dari Zat Mutlak yang tunggal yang disebut Hyang Maha Kuasa. Sifat inilah yang disebut Hyang Maha Rokhim.
Manusia juga mempunyai sifat tidak membeda-bedakan kepada sesame. Sifat ini tidak hanya terdapat pada orang-orang tua atau orang dewasa saja tetapi juga terdapat pada anak-anak. Dan sifat inipun ada sumbernya yaitu Hyang maha Kuasa, sehingga Hyang Maha Kuasa mempunyai sifat Hyang Maha Adil. Mengenai sifat adil ini dapat dijelaskan bahwa untuk mengatur kekuasaan yang ada didalam dunia ini harus ada peraturan-peraturan yang baik. Jadi segala keadaan ditata diatur dengan kejadian-kejadian yang menumbuhkan suatu keadaan pada keseimbangan yang berarti terjaminnya keadaan sebelumnya. Misalnya untuk mencari keadilan kita lari ke pengadilan, disini kita temukan seorang hakim, jaksa, pembela dan disini kita melihat keadilan yang harus dijatuhkan oleh hakim tersebut untuk memberikan suatu keseimbangan  dari orang yang bersalah /berdosa tersebut. Hasil dari pertimbangan hakim tersebut telah ditimbang-timbang dengan adanya tuntutan dari seorang jaksa dengan didampingi dengan pembelaan-pembelaan atau pledoi daripada pembela. Disitu akan memberikan suatu keseimbangan keselarasan hukum, supaya tetap keadilan dapat tercapai. Dilain pihak pelanggaran tidak hanya diantara manusia tetapi juga terjadi disegala aspek kehidupan. Baik di alam langgeng maupun dialam wajar. Di alam wajar kita melihat adanya banjir, petir, gempa bumi, tsunami, gunung meletus dan lainnya. Dan hal-hal inipun juga pelanggaran yang mengakibatkan tidak adanya keseimbangan. Hal ini yang bisa memberi keadilan tidak lain adalah Hyang Maha Adil. Jadi Hyang Maha Kuasa yang bersifat Hyang Maha Adil.
Manusia juga mempunyai sifat memberikan ampun atas kesalahan orang lain atau bersifat “berbudi bawa laksana”. Dengan daya cipta pikiran manusia mampu membuat segala macam materi atau benda-benda yang dalam abad nuklir ini seperti mulai dari sepeda, motor, mobil, pesawat, senjata kimia, biologi, satlit, televise, computer, robot, senjata nuklir dsb. Apabila kita renungkan tidak heran manusia dapat mencapai hal yang sedemikian tingginya, sebab sifat kemampuan yang agung semacam itu sumbernya adalah Hyang Maha Kuasa. Oleh karena itu Hyang Maha Kuasa bersifat Hyang Maha Agung.
                Disinilah keagungan yang diberikan kepada manusia dan manusia sekarang ini telah lupa dengan sumbernya, dengan kemampuan membuat senjata seenaknya menghancurkan sesama bahkan alam semesta tempat perlindungannya.Keagungan yang diberikan kepada manusia melalui rohaninya itu hingga manusia itu mencapai sedemikian tingginya dan manusia lupa akan tujuan hidup yang sesungguhnya yaitu memayu hayuning bawana dalam arti dunia ini tidak boleh dirusak, harus dipayungi. Tapi manusia lupa akan causaprimanya yang seharusnya menjaga ketentraman dan perdamaian dunia tapi sebaliknya alat yang diciptakannya itu malah untuk merusak sesame maupun dunia ini. Contohnya adalah perang irak, afganistan,libanon, rela menjadi teroris dsb.
Sifat yang lain yang dimiliki oleh manusia ialah manusia selalu mempunyai sifat mudah mengingat-ingat akan sesuatu hal yang selamanya akan terkenang, lebih-lebih perbuatan yang baik yang diamalkan kepada sesame umat akan memunculkan nama yang baik, nama yang langgeng, yang selalu dikenang oleh masyarakat. Misalnya perbuatan amal para nabi, para wali, pahlawan bangsa, yang namanya sampai sekarang tetap dikenang/langgeng. Jadi dengan demikian manusia juga mempunyai sifat-sifat langgeng yang sebetulnya bersumber pada jiwa atau rohaninya dan sifat ini bersumber dari Hyang Maha Kuasa, sehingga Hyang Maha Kuasa bersifat Hyang Maha Langgeng.
Masih ada sifat lain yang tersembunyi pada diri manusia yang kita rasakan bersama yaitu sifat purba dan wasesa atau purba-wasesa. Hal ini sebetulnya dipunyai oleh rohani manusia yang berupa rasa. Misalnya rasa sedih, rasa sakit, rasa gembira, rasa senang,rasa bahagia dsb. Dan rasa inipun ada sumbernya yaitu Hyang Maha Kuasa, sehingga Hyang Maha Kuasa mempunyai sifat Hyang Maha Wasesa.   
            Sifat-sifat yang lain yang dimiliki oleh manusia masih banyak yang dapat kita rasakan sehari-hari, namun dari sekian sifat-sifat tersebut yang terpenting asalnya dari repleksi sinar-sinar Hyang Maha Kuasa. Sifat terpenting yang mutlak pada Hyang Maha Kuasa adalah Panca Sila Allah yang kami sebutkan diatas, sedangkan sifat lainnya apabila kita pecah sampai tidak terbatas.

0 komentar:

Posting Komentar