Jumat, 17 Juni 2011

Mbah Joyo

 
Mbah Jo dirawat di rumah sakit. Menurut keterangan Dokter sakitnya sudah kronis,hidungnya telah dipasangi selang oksigen. Telah beberapa hari ini mbah Joyo diam seperti orang koma, hanya matanya saja yang bergerak-gerak.

Dikira akan segera meninggal, anaknya memanggil mudhin untuk dido'akan. Saat sang mudhin membacakan do'a, tiba-tiba Mbah Joyo tersedak tak dapat bernafas, wajahnya pucat, tangannyapun gemetaran.

Dengan bahasa isyarat Mbah Joyo mohon menirukan orang sedang menulis. Anaknya tahu maksudnya, langsung diambilkan kertas dan ballpoin. Dengan tersedak-sedak, Mbah Joyo menulis surat. Dengan sisa-sisa tenaganya Mbah Joyo memberikan surat itu kepada pak Mudhin. Oleh Pak Mudhin

kertas tadi langsung dimasukkan saku bajunya, rasanya kok gak tepat membacakan surat wasiat sekarang, pikir pak Mudhin.
Setelah menyimpan surat Mbah Joyo kedalam saku, pak Mudhin meneruskan membaca do'a. Tak berapa lama setelah itu mbah Joyo meninggal. Banyak orang yang kehilangan, walaupun Mbah Joyo itu sangar...tapi orangnya berperangai baik.

Disaat selamatan tujuh harinya Mbah Joyo, Pak Mudhin diundang lagi. Setelah mimpin do'a, Pak Mudhin baru ingat kalau dia dititipi surat wasiat oleh Mbah Joyo saat di rumah sakit, kebetulan pak mudin memakai baju yang dipakainya saat di rumah sakit kemarin.

Segera saja surat itu dibacakan didepat para undangan
”Saudara-saudara semua, ada titipan surat dari Almarhum Mbah Joyo yang belum saya sampaikan kepada saudara semuanya.
Apabila melihat beliau (Mbah Joyo) semasa hidup, isinya mestinya nasehat buat anak cucunya semua. Mari kita baca bersama-sama isi surat ini”. Setelah itu pak Mudhin merogoh surat didalam saku bajunya, setelah dibaca ternyata bunyinya..
"HE.. PERGI DARI SAMPINGKU DHIN !!! JANGAN KAU INJAK SELANG OXIGENKU...LIHATLAH AKU SAMPAI MANGAP-MANGAP SEPERTI INI LHO !!!

0 komentar:

Posting Komentar